Pengumuman lowongan pekerjaan dengan batasan usia tertentu seperti "hanya untuk fresh graduate" tidak hanya tidak adil, tetapi juga bertentangan dengan prinsip persamaan hak dalam dunia kerja.Â
Kebijakan semacam ini dapat mencegah individu yang memiliki pengalaman dan kompetensi yang relevan untuk berkontribusi.
Dampak Ageisme dalam Dunia Kerja
Dampak dari ageisme dalam dunia kerja dapat sangat merugikan individu dan organisasi.Â
Karyawan yang mengalami diskriminasi berbasis usia mungkin mengalami stres, depresi, dan penurunan rasa percaya diri.Â
Hal ini dapat mengganggu produktivitas mereka, serta menghambat perkembangan dan pertumbuhan karir.Â
Selain itu, praktik ageisme juga dapat menghambat beragamnya tim kerja, dengan mengabaikan potensi yang dimiliki oleh karyawan senior.
Realitas Ageisme di Berbagai Negara
Fenomena ageisme bukan hanya terbatas pada satu negara. Di Amerika Serikat pada tahun 1967, pemerintah mengeluarkan aturan yang melarang diskriminasi berdasarkan usia di tempat kerja. Namun, tetap saja, aturan ini masih sering dilanggar.Â
Menurut sebuah lembaga advokasi hak lansia dan pekerja senior, 64% warga AS yang berusia 45-60 tahun pernah menjadi saksi atau korban ageisme.
Di sisi lain, di Indonesia, batasan usia sering diterapkan dalam berbagai aspek, bahkan dalam pengumuman lowongan pekerjaan untuk "fresh graduate".
Tantangan dalam Dunia Teknologi dan Informasi
Perusahaan teknologi dan informasi seringkali menjadi lingkungan yang kental dengan ageisme.Â
Pandangan bahwa hanya generasi muda yang memiliki keahlian dalam teknologi bisa menyebabkan karyawan senior terpinggirkan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!