Mohon tunggu...
Muhammad Mishbakhul Huda
Muhammad Mishbakhul Huda Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMA Taruna Nusantara Magelang

Literasi merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Melalui literasi kita bisa mengetahui dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Cerpen "Saksi Mata" (Kajian Stilistika)

29 November 2023   08:09 Diperbarui: 29 November 2023   08:24 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa leksikal yang digunakan dalam percakapan dalam cerpen ini memanfaatkan leksikal bahasa Jawa. Berikut kutipannya:

"Terlalu!""Edan!""Sadis!"

Kata edan dalam bahasa Indonesia berarti "gila". Dalam cerpen ini penggunakan kata edan dimaksudkan sebagai rasa kaget para hadirin di ruang sidang terhadap apa yang tengah dilihatnya. Pada saat si Saksi Mata memasuki ruang sidang, suasana dalam ruang sidang langsung menjadi ricuh. Para hadirin meluapkan rasa kekagetan mereka dengan apa yang disaksikan. Seorang Saksi Mata masuk ke dalam ruang sidang tanpa mata di kepalanya.

Seno juga menggunakan istilah masakan daerah yang masih menggunakan bahasa Jawa, yaitu tengkleng. Berikut kutipannya:

"Bukan Pak, diambil pakai sendok.""Haa? Pakai sendok? Kenapa?""Saya tidak tahu kenapa Pak, tapi katanya mau dibikin tengkleng.""Dibikin tengkleng? Terlalu! Siapa yang bilang?"

Istilah tengkleng merupakan nama masakan daerah khas Surakarta, yaitu semacam sop tulang-belulang kambing dengan tempelan daging di sana-sini. Penggunaan istilah ini dimaksudkan Seno untuk menegaskan bahwa mata si Saksi Mata itu diambil untuk digunakan sebagai bahan membuat tengkleng.

Darah mengalir di lantai ruang pengadilan yang sudah dipel dengan karbol. Darah mengalir memenuhi ruang pengadilan sampai luber melewati pintu menuruni tangga sampai ke halaman.

Dalam kutipan cerpen di atas, Seno menggunakan kata luber pada kalimat tak langsung. Kata luber dalam bahasa Indonesia disamaartikan dengan "meluap". Dalam cerpen ini, pemanfaatan kata luber oleh Seno adalah untuk menekankan darah yang keluar dari mata Saks Mata tersebut telah membasahi semua ruangan hingga melewati pintu ruang sidang.

b. Pemanfaatan Dialek Betawi

Pemanfaatan dialek Betawi bisa dihubungkan dengan bahasa Indonesia gaul yang marak digunakan oleh para remaja kota. Dalam cerpen ini juga digunakan dialek Betawi baik dalam percakapan antara Hakim dan Saksi Mata maupun dalam kalimat tidak langsung.

"Tentu saja, bego! Maksud saya siapa yang mengambil mata saudara pakai sendok?""Dia tidak bilang siapa namanya Pak.""Saudara tidak tanya bego?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun