Mohon tunggu...
Miranda Putri
Miranda Putri Mohon Tunggu... Lainnya - S1-Sastra Indonesia

Hanya seorang ibu rumah tangga yang tengah mencari kesibukan yang bermanfaat selain mengurus anak dan suami. Sedikit membosankan, introvert, tidak bisa berkomunikasi secara langsung dengan baik, moody dan banyak makan. Memiliki keinginan besar untuk memperkenalkan pada dunia bahwa saya bisa mewujudkan apa yang menjadi mimpi saya. Terdengar sangat ambisius, tetapi sebenarnya saya masih suka mageran! Hobi menulis dan ingin sekali menyalurkan hobi itu di beberapa kesempatan. Suka traveling tapi sering mengeluh capek! Manusia membosankan ini memang banyak mau, tapi jangan judge saya hanya dari deskripsi singkat ini ya! Terimakasih!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kilas Balik

27 Mei 2024   15:49 Diperbarui: 27 Mei 2024   17:15 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oke! Mari berangkat" ujar Rangga dengan mulai menjalankan motornya

Ana tertawa riang, melingkarkan lengannya disepanjang pinggang Rangga hingga memeluknya erat dari belakang. Ana sangat bahagia, rasanya ia ingin sekali menghentikan waktu saat ini juga. Agar segala rasa bahagia ini bisa terus ia rasakan, tanpa harus ia akhiri.

Sore itu, mereka lewati dengan tawa. Menyusuri pasar malam, menaiki banyak wahana permainan, membeli camilan untuk mengisi perut, juga menyempatkan waktu untuk sedikit mengobrol. 

Sebahagia itu, hingga tawa dan senyum yang dapat menghiasi bibir mereka sampai pada saat mereka harus berpisah, rasa itu masih tetap sama. Membahagiakan. Tanpa ada rasa khawatir sedikitpun atas apa yang akan terjadi esok.

Katanya, jika ingin bahagia secukupnya saja, agar keesokan harinya, rasa sedih yang menimpa kita juga hanya secukupnya. Entahlah.

***

Sudah 24 jam Rangga pergi dan belum sama sekali mengabari dirinya. 

Saat setelah mereka pulang berkencan, lelaki itu berpamitan pada Ana untuk mengunjungi neneknya di kota. Tentu Ana mengizinkan, karna memang itu adalah hal rutin yang dilakukan oleh kekasihnya setiap hari libur sekolah. 

Laki-laki itu akan mengunjungi neneknya di kota, sebagai perwakilan dari keluarganya. Rangga dan neneknya memang sangat dekat, Rangga harus pindah ke desa tempat mereka saat ini karna papa Rangga di pindah tugaskan. 

Ana berbaring dikasurnya. Menaruh handphone miliknya disebelah bantal, dan mulai menekuni buku yang ia bawa. 

Beberapa lama berselang, dering handphonenya berbunyi. Nama kekasihnya muncul, Ana langsung mengangkatnya tanpa basa-basi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun