"Oke, aku udah di tempat biasa ya, Yang?" Ujar sang pemilik hatinya di sebrang sana.
"Oke!" Ana menutup telpon, pandangannya tertuju pada lapangan outdoor sore itu yang tengah menampakan beberapa siswa/i yang tengah menjalani ekstrakulikuler.
Tersenyum membayangkan bagaimana hatinya saat ini, Ana merasa bahwa ini adalah kali pertama Gadis itu merasakan sebuah rasa yang sangat mengganggu hatinya.
Bukan mengganggu dalam artian negatif, tetapi mengganggu dalam artian yang sangat positif menurutnya. Sebab dengan perasaan ini, Ana jadi lebih banyak tersenyum, lebih mudah menyampaikan ekspresi nya dan membuat hidupnya sedikit lebih berwarna.Â
Rangga bukan hanya pengisi kekosongan yang ada dalam dirinya, tetapi juga ia mengubah segalanya menjadi sesuatu yang sama sekali belum Ana temui di manapun.Â
Rangga adalah sosok yang mampu menjadi segalanya untuk Ana, teman, musuh bahkan ia dapat menggantikan sosok Ayah yang selama ini tidak pernah Ana dapati figurnya dirumah.Â
Langkah Ana mengalun, membuat dirinya semakin dekat dengan gerbang dan melihat sosok yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Rangga. Pria itu sedang duduk di atas motor maticnya, menoleh dan tersenyum manis saat mendapati Ana semakin mendekat.Â
"Hai, Sayang. Udah siap?" Ucap Rangga seraya membenarkan letak anak rambut Ana ke telinga.
"Siap dong! Kan mau quality time sama kamu, sebelum kita LDR-an. Haha" seloroh Ana seraya menaiki motor Rangga.
"Haha, bisa aja kamu. Tapi, udah izin ibu kan?" Tanya Rangga masih belum menjalankan motornya
"Udah dong!" Kata Ana lagi