Mohon tunggu...
Miranda Putri
Miranda Putri Mohon Tunggu... Lainnya - S1-Sastra Indonesia

Hanya seorang ibu rumah tangga yang tengah mencari kesibukan yang bermanfaat selain mengurus anak dan suami. Sedikit membosankan, introvert, tidak bisa berkomunikasi secara langsung dengan baik, moody dan banyak makan. Memiliki keinginan besar untuk memperkenalkan pada dunia bahwa saya bisa mewujudkan apa yang menjadi mimpi saya. Terdengar sangat ambisius, tetapi sebenarnya saya masih suka mageran! Hobi menulis dan ingin sekali menyalurkan hobi itu di beberapa kesempatan. Suka traveling tapi sering mengeluh capek! Manusia membosankan ini memang banyak mau, tapi jangan judge saya hanya dari deskripsi singkat ini ya! Terimakasih!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kilas Balik

27 Mei 2024   15:49 Diperbarui: 27 Mei 2024   17:15 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ana menatap sendu meja di hadapannya. Berbeda beberapa meja dari tempat Ana duduk, disana terdapat keluarga kecil yang nampak sangat harmonis tengah bercengkrama.

Sang istri yang terus menatap penuh cinta kepada sang suami yang tidak diam dengan selalu menjahili seorang anak kecil berusia sekitar 3 tahun. 

Anak itu memekik, saat sang ayah mendaratkan sebuah kelitikan pada pinggangnya "stop! Papa!" Ujar sang anak dengan tawa yang menderai.

Ana menghembuskan nafasnya, berat rasanya berhadapan dengan situasi ini. Ingin memutar balik tetapi sudah kepalang duduk. Jadi sudahlah, ia memilih untuk menyaksikannya saja.

Tak sengaja, pandangan Ana bertabrakan dengan ayah dari sang anak tersebut. Ana melihat laki-laki itu menatapnya dengan keterkejutan yang tak ditutupi.

Ana berusaha memalingkan wajah, memilih menatap jendela sebuah restoran cepat saji tempatnya makan siang kali ini.

Pikiran Ana dengan kurang ajarnya menarik raganya kembali, pada kejadian beberapa tahun silam. Menyelam kedalam lautan kilas balik kejadian saat itu, saat dimana Baru saja ia merasakan sebuah perasaan mengganggu di hatinya. 

***

Ana berlari dengan tergopoh, menuju gedung olahraga sekolahnya. Gedung olahraga indoor yang berada di sekolahnya terdapat disebrang lapangan serbaguna. Gadis itu berlari tanpa menghiraukan tatapan aneh yang dilayangkan siswa siswi sekolahnya.

Ana mendobrak pintu, membuka dengan tergesa dan nafas yang terengah. Ana kemudian mengedarkan pandang keseluruh penjuru gedung olahraga ini. Matanya terpaku pada sosok pria yang tengah meringis sembari memegang kepalanya.

Ana menemukan apa yang ia cari, berlari kearah pria tersebut dan duduk di sebelahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun