Setelah selesai makan malam, Hotma yang sedari tadi ingin berbicara, akhirnya mengangkat suara dan menyampaikan kecurigaannya, pertanyaanya dan keluh kesahnya.
“Pak, apa benar kau memiliki wanita lain? Pa mengapa kau lakukan ini samaku, apa salahku?” Nada Hotma bergetar dan air mata sudah dikelopak matanya siap tumpah.
Togar yang sedari tadi duduk, smabil menyeruput kopinya, tiba-tiba terperanjat. “Ah…darimana kamu bisa mengatakan hal itu” Coba mengelak
“Ah ..sudahlah janagn kamu mengelak, hal ini sudah kucurigai sejak 4 bulan yang lalu, parfum, rambut semua itu salah satunya dan ditambah lagi berita yang kudengar bahwa kamu memilki wanita lain” Nada Hotma sudah meninggi
“Ah..itu slaahmu juga, sudah kubilang ayok pindah ke Medan, tapi kau menolaknya, siapa yang mengurusi aku disana, siapa yang menyediakan aku makan, menggososk pakaianku” Togar tak bisa mengelak dan mengakui berita yang didengar Hotma benar.
“ Jadi, benar?” Hotma terbelalak, tangis yang ditahannya sedari tadi tumpah sudah…bunuh…bunuh ..bunuh saja aku pa bersama anakmu ini, karena tak ada guannaya aku hidup, kau sakiti aku terus menerus, tega sekali kau Pa” Teriak Hotma
Malam yang sangat kelabu buat Hotma, apapun ceritanay dia harus tetap hidup, demi anak yang dikandungnya dan juga ketiga anak gadisnya. Pada Tuhan dia mengadu, betapa sakit yang dialaminya.
Nasi sudah menjadi bubur. Tinggal bagaimaan bubur ini apakah dibiarkan sampai basi atau, bubur tesebut diolah sehingga bisa tetap dikonsumsi dan berguna. Hotma tak dapat memejamkan matanya.
Usia kandunagn Hotma sudah 9 bulan, hari lahiran sudah mendekati, rasa kontraksi mulai menghinggapi Hotma. Karena Togar taka da disampingnya, Hotma memanggil tetangga untuk menolongnya. Syukurnya para tetangga banayak yang mengasihi dan rela menolongnya.
Pagi itu tepat pukul 02.00 dini hari anak Hotma dan Togar ke 4 lahir ke dunia. Anak tersebut dalam kondisi sehat dan bayi yang lahir adalah perempuan. Hotma sedikitpun tak merasa kecewa karena apapun anak tersebut adalah anugerah Tuhan, dan Tuhan punya tujuan besar untuk hidupnya.
Berita kelahiran tersebut disampaikan kepada Togar, dan pada minggu itu Togarpun pulang, hatinya gembira dengan kelahiran anaknya tersebut. Namun Hotma tidak merasa damai sejahtera dengan kehadiran suaminya, karea ia tahu persisi kelakuan suaminya. Terdengar bahwa wanita simpanannya sudah melahirkan dan anaknya adalah laki-laki.