Bagian 1
Hari itu, adalah hari yang dinanti nanti Hotma, betapa tidak sudah lebih dari tiga bulan, Togar suaminya tidak pulang-pulang dari pekerjaannya melaut. Pekerjaan itu memang membuat Hotma tidak bisa setiap hari bertemu dengan suaminya. Padahal dia sangat menantikan kehadiran sang suami untuk menemaninya mengasuh anak-anaknya yang masih kecil, sementara dia harus bekerja.
Tak jarang anak-anaknya dititpkannya kepada tetangga, kepada penjual gorengan, atau kepada siapa saja yang mau dengan rela menjaga anaknya dengan upah yang tidak besar. Karena dia tak sanggup membayar pengasuh anak yang mahal.
Bunyi pagar pintu dibuka, krekk…terperanjat dia dengan kegirangan, dilihatnya teman hidupnya telah tiba. Dengan ransel seadanya, pakaian yang cukup mewah dan mentereng. Hotma datang dan menghampiri suaminya itu, sudah pulang Pak? Sapanya dengan semangat
“Ya”…jawab Togar dengan nada yang datar. Hotma sedikit kecewa karena sudah berbulan-bulan dia menantikan suaminya, tanpa ada kabar (karena belum ada HP secanggih saat ini pada saat itu), namun suaminya hanya menyapa seadanya saja.
“Anak-anak menunggumu, mereka pasti senang kamu datang”, sapa Hotma seraya mengambil tas ransel suaminya. Hotma berusaha menghangatkan suasana, dia menyajikan secangkir kopi dan gorengan yang dimasaknya sendiri. Togar tanpa basa basi menyeruput kopi dan menikmasti gorengan yang disajikan istrinya. Tiba-tiba suasana menjadi riuh. Tiga orang anak perempuannya datang dengan gembira dan sambil berteriak kesenangan.
“ Hore bapak datang..hore..hore”. Teriak mereka.
Namun respon Togar tidak seceria anak-anak gadisnya itu. Malah dia berkata “ Yah..jangan ribut, papa capek, papa mau beristiraha dulu ya”.
Anak yang paling sulung berkata “ Bapak bawa apa? Kami sudah lama menunggu bapak”. Namun Bapaknya menjawab. “Akh..tidak bawa apa-apa sudah pergi main sana”.
Karena kecewa, anak-anak pun pergi. Tapi setidaknya anak-anak merasa nyaman karena Bapaknya sedang di rumah. Setidaknya mereka tidak merasa takut jika ada yang memukul mereka, ada yang akan membelanya, anak-anak merasa senang, kalau mereka akan mendapat jajan karena kalau sama Ibu mereka tidak akan mendapatkan jajan, karena ibu mereka tidak memiliki cukup uang untuk jajan.
Setidaknya mereka akan diundang ulang tahun karena, biasanya teman-teman mereka tidak mau mengundang mereka karena tahu anak-anak ini tidak akan membawa kado. Anak-anak merasa senang karena pelindungnya berada disisinya.