Suara piring penjual bakso membuyarkan lamunanku
Ku buka daun jendela
Penjual bakso itu menghilang bersama angin yang datang menghantam ulu hatiku
Puisi Sembilan
Aku mulai terkulai
Angin itu memerahkan jantungku
Sementara aksara-kasara itu menatapku dengan tatapan sedih
Kapankah kami engkau selesaikan?
Apakah engkau membiarkan kami terkatung-katung diudara yang bebas ini?
Puisi sepuluh
Aku menahan sesak di dadaku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!