Selain menguasai ilmu ilmu kanuragan hebat warisan Sanggabuana dan ajaran Pendekar Pena Menawan, gadis ini juga adalah datuknya dari segala sihir. Â apalagi setelah digembleng oleh datuk nomor satu dunia persilatan saat ini, Si Bungkuk Misteri. Â Ilmu Gempa Pralayanya juga sudah mendekati tingkatan hampir sempurna.Â
Tak pelak, pangeran Galuh Pakuan ini terdesak hebat. Â Bayu Lesus yang dipelajarinya dari Madaharsa adalah ilmu hebat. Â Tapi Pangeran Bunga termasuk orang yang sangat malas berlatih karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersenang senang. Â Bermabuk mabukan dan bermain wanita adalah kegemarannya. Â
Tentu saja ini membuat ilmunya tidak terasah dengan cepat dan kuat. Â Suatu saat, sebuah pukulan Pena Menggores Langit mengenai pundak kanannya. Â Pangeran ini menjerit kesakitan lalu melompat ke belakang. Â Berteriak memerintahkan semua pengikutnya untuk mengeroyok Dewi Mulia Ratri.
Puluhan orang itu termasuk Lima Kobra Benggala dan Empat Pengemis Kaya Raya menyerbu Dewi Mulia Ratri. Â Bimala Calya tidak mau tinggal diam. Tubuhnya melesat ke depan membantu Dewi Mulia Ratri menahan serangan puluhan orang tangguh itu.
Dua gadis muda ini dikeroyok puluhan orang. Â Bimala Calya mendapatkan pelajaran ilmu ilmu Padepokan Segoro Langit asuhan Ki Biantara. Kemampuannya tidak diragukan lagi sekarang. Â Pertempuran ini berimbang. Â Tubuh kedua gadis itu saling memunggungi dan melindungi. Â
Dewi Mulia Ratri mengerahkan semua kemampuannya. Â Jurus jurus Lembu Sakethi dan Pena Menggores Awan bergantian dimainkannya. Â Dia belum mau mengeluarkan Gempa Pralaya sekarang. Â Dia ingin menyalurkan kemarahannya melalu sebuah pertempuran. Â Bimala Calya juga tak mau kalah. Gadis ini ingin mengeluarkan semua kepedihan hatinya melalui pertempuran.
Lima Kobra Benggala sebenarnya adalah tokoh tokoh yang sangat tangguh. Â Tapi pergerakan mereka justru dikacaukan oleh puluhan orang anggota Kujang Emas Elang. Â Seandainya hanya Lima Kobra Benggala dan Empat Pengemis Kaya Raya yang maju mengeroyok kedua gadis itu, mungkin arah pertempuran akan berbeda. Â Banyaknya pengeroyok yang tidak beraturan justru menguntungkan Dewi Mulia Ratri dan Bimala Calya. Â Kedua gadis ini dengan leluasa menghajar para pengeroyok satu demi satu.Â
Dari puluhan orang pengeroyok kini tinggal sisa belasan orang. Â Yang lain sudah terkena pukulan atau tendangan kedua gadis yang mengamuk ini. Â
Pangeran Bunga yang berdiri agak jauh dari gelanggang pertempuran memucat wajahnya. Â Ini bahaya! Â Dia tadinya yakin, dengan membawa puluhan orang terpilih, mereka bisa menaklukkan kedua gadis cantik ini. Â Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Â Merekalah yang dihajar habis habisan oleh Dewi Mulia Ratri dan Bimala Calya.Â
Terdengar teriakan keras dan jerit kesakitan saat beberapa orang lagi roboh bergelimpangan terkena pukulan Dewi Mulia Ratri. Â Kali ini yang tersisa tinggal Lima Kobra Benggala dan Empat Pengemis Kaya Raya. Â Dua lawan sembilan!
Tapi justru dengan situasi seperti ini, kedua gadis itu tertahan dan bisa diimbangi. Â Lima Kobra Benggala mengeroyok Dewi Mulia Ratri sedangkan Empat Pengemis Kaya Raya mengeroyok Bimala Calya.