Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Idu Geni

10 Maret 2019   05:44 Diperbarui: 10 Maret 2019   05:46 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bimala Calya berjalan mendekati Dewi Mulia Ratri.  Dipegangnya lengan gadis yang nampak sekali sangat marah itu. 

"Dewi...kita tidak akan lebih baik dari pengecut itu kalau menyerang orang yang sedang terluka..."

Dewi Mulia Ratri menoleh kepada Bimala Calya.  Dilihatnya gadis itu tersenyum tulus menyabarkannya.  Dewi Mulia Ratri menghela nafas panjang berkali kali.  Bimala Calya benar.  Dia tidak mau menjadi sepengecut ini!  Dialihkannya pandangan kepada Pangeran Bunga yang kini menggelosoh ketakutan.

"Pergilah dari sini pangeran busuk!  Bawa para begundalmu...aku tidak sudi kalian mengotori tanah padepokan yang murni dengan kekotoran kalian!"

Pangeran Bunga yang tadinya sudah kehilangan harapan, dengan tergesa gesa memaksakan diri melompat lari dari tempat itu sambil memberi isyarat kepada para pengikutnya untuk pergi.  Terang saja, puluhan orang yang sedang terluka itu berbondong bondong pergi sambil menyeringai kesakitan menahan luka masing masing di tubuh mereka.

Dewi Mulia Ratri memandangi kepergian mereka dengan tatapan kosong.  Dia tidak merasa bangga menang melawan mereka.  Ada kesakitan yang datang di hatinya saat dia teringat telah melukai seseorang yang dicintai dan sekaligus dibencinya.  Kembali hatinya memerih dan memedih seketika.  

Aaahhh Dahana....apakah kau sudah mati ditelan laut selatan?  Atau kau masih hidup tapi memendam dendam kepadaku?  Kelelahan menerpa gadis cantik ini.  Dia berjalan menunduk masuk ke rumah padepokan tanpa mempedulikan tatapan keheranan Bimala Calya.

Bimala Calya ikut masuk ke padepokan.  Mengistirahatkan diri sambil menunggu apa keputusan Dewi Mulia Ratri tentang langkah selanjutnya.  

Mereka tidak mungkin duduk diam saja dan menunggu.  Dia akan menyarankan kepada gadis itu untuk kembali mencoba memasuki ibukota esok hari. Sebelum semuanya terlambat dan tidak terkendali.

Sementara itu Dewi Mulia Ratri lagi lagi tenggelam dalam lamunan di dalam kamarnya.  Apa tujuan hidupnya sekarang?  

Hmmm...Majapahit! ya, dia akan menjalankan sumpahnya untuk menyakiti kerajaan Jawa itu!  inilah satu satunya tujuan yang masih membuatnya bertahan hidup sekarang.  Besok dia akan mengajak Bimala Calya kembali ke timur.  Tapi sebelumnya, dia akan turun dan mendatangi kembali ibukota Galuh Pakuan untuk memastikan ayahnya baik baik saja.  Jika masih dilarang masuk, dia tidak akan segan segan menggunakan kekerasan untuk memaksa masuk.

*********
Bersambung Bab X

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun