Tanpa diduga, Citra sangat tertarik. Â Gadis ini bahkan mengajak Raja untuk kembali ke museum membuktikan ceritanya. Â Tentu saja Raja setuju. Â Di dalam hati, ingin sekali pemuda itu membandingkan langsung lukisan sang putri dengan gadis di depannya. Â Pucuk dicinta ulampun tiba!
-------
Raja dan Citra berendeng memasuki ruang sejarah kerajaan Galuh Pakuan. Â Hanya untuk menemui kegaduhan di sana.
"Aneh! Â Benar-benar aneh!" seorang tua botak menggunakan baju putih bersih nampak terpekur sambil berbicara dengan orang di sebelahnya yang berbaju polisi.
"Tidak mungkin ini pencurian. Â Saya sudah periksa langsung CCTV di ruang keamanan. Â Tidak ada siapapun yang memasuki ruangan ini dan mengambil lukisan itu. Â Apalagi menggantinya dengan kanvas yang kosong seperti ini..." Â lanjut si bapak sambil merenung tak habis pikir. Â Tanpa peduli kepada polisi yang siap mendengar keterangan dengan catatan di tangan.
Raja terjengit. Â Buru-buru digandengnya Citra ke depan lukisan yang tadi tertutup karena ada pak polisi di depannya.
Raja melotot. Â Lukisan itu lenyap. Â Yang tersisa hanya kanvas lukisan putih polos. Â Dengan pigura yang sama.
Raja menoleh ingin mengatakan bahwa dia tidak berbohong mengenai ceritanya kepada Citra. Â Gadis itu menatap Raja dengan tatapan mesra, tersenyum manis sambil berbisik lirih,"Raja...namamu Rajasanagara bukan? Â Aku Dyah Pitaloka Citra Resmi..."
Rajasanagara terpaku diam.....
-------
Jakarta, 20 November 2017