Waktu menunjukan pukul lima sore yang menandakan aku dan Rizka harus bergegas pulang ke pondok. Sebelum pulang biasanya kita membeli jajanan atau lauk sesuai keinginan kita sendiri. Sesampainya dipondok, para santri sudah berjalan menuju masjid dan aku pun cepat-cepat membersihkan diri lalu menuju masjid, karena biasanya jika telat akan mendapatkan iqob.[5] Setelah sholat maghrib dan tadarus aku bersiap untuk sekolah pondok malam sampai jam delapan.
Setelah kelas selesai aku dan Salsa ke dapur untuk mengambil makan malam. Tiba-tiba terdengar suara pengumuman ustadzah dengan menggunakan microfon. “Assalamualaikum wr wb. Harap bagi nama-nama yang saya sebut untuk berkumpul didepan kamar ustadzah:
- Rizka Dinda
- Salsa Annisa Putri
- Hawa Berliana
- Haifa Ayu Novitasari
- Siyami Antasari Dewi
- Silmi Kaffah
- Merry Amelia
- Afni Oktaviani Putri
- Amelia Salma
- Hasna Paramitha
Syukron Katsiron,[6]Wassalamualaikum Wr. Wb.”
Setelah itu semua nama-nama yang dipanggil menuju depan kamar ustadzah. Ustadzah mengumumkan, “Jadi nama-nama yang saya panggil akan berangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti jambore nasional.” Tentunya aku sangat senang karena ini adalah salah satu impian besarku, karena sebelum-sebelumnya aku hanya mengikuti jambore daerah. “Dan dengan dijatuhi biaya sembilan ratus ribu rupiah.”
Awalnya aku dan teman-teman kaget mendengar nominal yang besar, ini tentunya membuat kita bingung. Dan ustadzah menambahkan kalo setuju untuk diikutkan jambore nasional, bisa membayar sedikit demi sedikit. Setelah pengumuman, aku, Salsa, dan Haifa berbincang-bincang.