(Aneh..? Tidak juga. Perempuan itu mengeluh. Cuaca memang tidak mudah ditebak tahun-tahun terakhir ini. Tadi pagi begitu cerah dan tiba-tiba hujan, itu bukan hal yang aneh. Malah kejadian tadi pagi yang lebih aneh. Masa ada orang yang ditawarin upah malah menolak. Hmm...mungkin memang harus begitu. Orang kadang harus membantu seseorang tanpa pamrih. Jangan berharap sesuatu pada orang yang dibantu, demikian kata Pak Guru saat masih sekolah dulu. Perempuan itu mengangkat bahu. Hari ini ia mendapat satu pelajaran dari seorang yang tak di kenal. Siapa namanya tadi? Mau..Mauri? Entahlah. Hujan tiba-tiba turun dengan deras. Padahal tadi pagi begitu terik).
"Payung .. Tante. Payung."
Brengsek. Cantik-cantik begini dipanggil tante. "Makasih. Tidak usah!"
"Cuma seribu kok, Tante. Dari pada nunggu di sini terus.'"
Cerewet juga nih, Anak. Sebentar lagi dia pasti maksa. "Eh .. dibilang ngak usah. Ya, ndak usah. Cari yang lain, ya!"
(Memelas). "Ya sudah, deh. Mari, Tante. Payung ..! Payung ..!"
Ah .. kasihan juga nih, Anak. Masa hanya karena dibilang tante saya tidak  bisa keluarin seribu rupiah. Eh .. bukankah orang aneh tadi pagi itu bilang supaya membantu seseorang. Nah ini saatnya. Lagipula saya memang buru-buru. "Hei!  Payungnya, Dek!" (Si anak menoleh. Bingung, tapi segera berlari menuju perempuan itu.)
"Ada apa, Tante. Jadi nyewa payungnya?"
"Iya. Tolong seberangkan saya ke mobil di ujung parkir.."
"Baik. Mari, Tante."
"Siapa namamu?"