Mohon tunggu...
MEIRISMAN HALAWA
MEIRISMAN HALAWA Mohon Tunggu... Guru - H sofona osara

Lahir di Gunungsitoli, 18 Mei 1979

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah yang Lain

1 November 2024   09:49 Diperbarui: 1 November 2024   22:59 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah bola melambung tinggi kemudian jatuh di jalan dan terbanting beberapa kali sebelum berhenti di rerumputan tidak jauh dari Ndra. Asalnya dari balik tembok pagar SD di seberang jalan.

"Hei, Pak...!" teriak beberapa anak yang kepalanya menyembul di balik tembok. "Tolong bolanya, Pak !"

Ndra meraih bola. Hm, sebaiknya saya tendang, katanya dalam hati. Segera ia menendangnya. Tendangannya buruk dan terlalu keras. Bola malah melambung tinggi menjauh dari komplek sekolah diiringi mata semua anak-anak di balik tembok.

Dan itu membuat mereka marah. "Hei, Pak. Lihat yang kamu perbuat. Gambabio 2)", teriak mereka. Kalimat itu kasar di telinga Ndra. Mukanya merah menahan marah. Ketika ia berlari menyeberang jalan dengan berteriak-teriak, anak-anak berlarian menjauh sambil terus mengolok-oloknya. Ndra tersengal. Di depan tembok Ndra akhirnya berhenti. Ndra akhirnya sadar. Ia menertawai dirinya. Menertawai tingkah lakunya. . Harusnya ini tidak saya lakukan, pikirnya sambil menjauh pergi.

Anak-anak masih berteriak mengejek, tapi Ndra tidak peduli lagi.

.

Berbelok ke kanan melalui jalan kecil di depan Gedung Wanita masuk ke jalan Sirao. Bertemu kembali dengan Josep. Rupanya ia hanya mengantar istrinya lalu pulang ke rumah. "Mana motormu ?" seru Josep sambil turun dari mobilnya.

"Lagi di bengkel."

"Ayo, masuk. Nanti saya antar."

Dan siang itu mereka habiskan di salah satu kedai di sepanjang sungai Nou. Memesan brandy murahan. Mulut mereka nyerocos tanpa ujung pangkal. Sebelum begitu mabuk, Josep segera mengantar Ndra puiang. Ndra masih sempat-sempatnya membawa botol terakhir mereka yang masih tersisa.

"Istrimu cantik sekali, Josep," seru Ndra tanpa sadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun