Mohon tunggu...
MEIRISMAN HALAWA
MEIRISMAN HALAWA Mohon Tunggu... Guru - H sofona osara

Lahir di Gunungsitoli, 18 Mei 1979

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah yang lain

1 November 2024   09:49 Diperbarui: 1 November 2024   09:55 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Laki-laki itu turun dari mobil Josep sambil meyakinkan bahwa lain kali tawaran minum bersama pasti disanggupinya. Josep tertawa. Ia kagum, temannya itu tak seperti biasanya. "Kamu sekarang jadi suami yang baik, ya. Lain kali mungkin harus memaksamu. Dan...Hei, jangan lupa botolmu," serunya sambil melempar sebotol whiskey. "Itu saya ambil di kantor kemarin. Anggap saja thanks untuk proposal yang itu. Satu lagi, jangan sampai Deinia tahu..."

Suara mobil Josep belum menghilang saat laki-laki itu tiba di depan pos jaga. Seorang pengemis bersandar terkantuk di dinding luar pos jaga. Ia sudah melewatinya, ketika tiba-tiba ia ingin kembali. Meraih selembar uang dua puluh ribuan dan menaruh di tangan dekil itu.

Perlahan pengemis mengangkat kepalanya. Matanya menatap dengan mulut terbuka. Tak pernah dalam hidupnya ada orang meyerahkan uang sebesar itu. Ia takjub. "Te...terima kasih , Pak..." ujarnya terbata. "Bapak sangat baik. Semoga hari-hari Bapak lebih baik..." laki-laki itu cuma tersenyum sebelum berbalik. Ia membiarkan pengemis membolak-balik uang Rp. 20.000 sampai beberapa kali. Yang ia tahu, serasa ada embun menghinggapi dadanya. Ia merasa sangat bahagia.

Dan bahagia itu terbawa sampai ke rumah. Ia mencium istrinya dan memeluk erat. "Aku cinta kamu," serunya dengan intensitas mengagumkan. "Kamu lagi mabuk, Ndra...?" seru istrinya kaget.

" Tidak, sayang. Saya hanya ingin semua berubah. Saya minta maaf mungkin sering mengabaikanmu. Tadi saya lewat di depan Gereja Fandrotodo.  Saya jadi ingat kamu. Saya sadar, tidak bisa hidup tanpa kamu."

Istrinya takjub. la tahu ini sekedar rayuan. Tapi ia senang. la memang  merasa hubungan mereka beberapa bulan ini agak dingin. Seharusnya semua harus di ubah. Karena cinta harus di atas segalanya. Ketika suaminya menawarkan makan di luar, segera ia mengiyakan.

Laki-laki itu bergerak ke arah pintu saat pintu di ketuk dari luar. Seorang laki-laki bertubuh besar berdiri dengan peralatan cat di tangan. Laki-laki itu jadi ingat, ia pernah meniinta tukang cat untuk mencat diuding rumahnya. "Oh, kamu sudah datang. Silahkan masuk!"

Laki-laki itu tidak tahu berapa lama ia duduk membaca menunggu istrinya mandi. Tukang cat mulai mengemasi barang-barangnya. Singlet yang ia pakai tampak kotor oleh cat. Sesaat kemudian istrinya keluar dari kamar mandi. Hanya dibalut handuk, tepat ketika terdengar suara botol terjatuh dari arah luar pintu. Istrinya melangkah ke arah pintu dan membukanya. "Apa itu...?"

Bersamaan muncul tukang cat dari arah samping rumah. Ia jadi ingin tahu kenapa Deinia berteriak. Ia berdiri tepat di belakang perempuan itu berusaha meyakinkan apa yang terjadi.

"Kamu yang bawa botol ini, Ndra?"

"Bu...Bukan, sayang." Ujar Ndra. Rupanya botol whiskey yang tadi ia tinggalkan di atas kursi di teras. Hm, sayang sekali, serunya dalam hati. "Tentu bukan, Deinia. Entah siapa yang menaruhnya. Lagi pula, kamu tahu saya sudah lama tidak menyentuh itu..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun