Lima menit kemudian Ndra mohon diri. Sempat-sempatnya istri Josep tersenyum genit saat Ndra kembali menyalaminya. "Sampai nanti, ya..." seru istri Josep sambil terus tersenyum, Josep hanya melambaikan tangan tanpa tahu arti kalimat 'sampai nanti'. Sementara bagi Ndra itu undangan seperti biasa.
XXX
Ndra berjalan menyusur depan komplek rumah sakit sebelum berbelok ke arah kanan jalan. Sepanjang jalan dirindangi pohon-pohon besar dan tua. Ini jalan yang romantis, kata Ndra selalu. la teringat di sinilah ia berkenalan dengan Deinia, istrinya. Di sini pula suatu malam yang dingin ia berhasil mencium perempuan itu pertama kalinya. Ia bisa merasakan tubuh perempuan itu bergetar antara malu, takut dan bergairah.Â
Angin berdesir. Malam menumpahkan cemburu dengan gerimis yang menambah dingin. Segera keduanya berlari pada bangunan kosong, bekas penjara di seberang jalan. Deinia menggigil. Ndra memeluknya memberi hangat. Tapi tidak cukup. Perlu lebih dari itu. Malam itu mereka menuntaskan letupan-letupan di dalam dada.
Deinia menangis setelah itu. Ndra menghibur. Seperti janjinya sebulan kemudian mereka menikah. Ndra menatap takjup. Gereja Fanorotodo!) di ujung jalan menjadi saksi ikatan janji mereka.
Ndra tersenyum mengingatnya. Awal-awal tahun pernikahan mereka adalah masa-masa yang menyenangkan. Deinia begitu perhatian dan lembut. Ia membangunkan dirinya pagi-pagi benar, menemaninya sarapan dan memarahinya jika mulutnya berbau alkohol.
"Cuma segelas bir," ujarnya berbohong. Deinia tidak percaya. Ia menangis tersedu. Lirih memilu hati. Itulah yang membuat Ndra berjanji pada dirinya ia tidak akan menyentuh minuman beralkohol lagi. Tidak pernah. Tapi tentunya ia masih melakukannya sesekali. Tanpa sepengetahuan Deinia.
Tapi tahun-tahun terakhir ini berubah. Deinia tampak dingin padanya tanpa alasan. Ia mencemburui Dini, Mel atau Linda - teman-teman kerjanya - yang akrab dengannya. Mula-mula Ndra merasa bingung, Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia mencoba merayu dengan memberi hadiah pada istrinya atau mengajak makan di restoran favorit mereka. Tapi istrinya menampik.
Ini membingungkan bagi Ndra.
Ketika istri Josep mulai hadir di kepalanya ia tidak peduli lagi dengan sikap Deinia. Ia mencintai Deinia, tapi istri Josep begitu menggairahkan.
XXX