Mohon tunggu...
M Fajarun Amin
M Fajarun Amin Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Manusia

Menginginkan Indonesia Raya Lahir Batin selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sudah Cocok-kah Iqbal Mainkan Karakter Si Jantan Tulen Minke?

29 Juni 2019   13:41 Diperbarui: 30 Juni 2019   14:04 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iqbaal Ramadhan Foto: Dok. Instagram

Meskipun sama-sama sedang belajar di HBS. Pria albino ini, Robert Surhoff namanya. Wajah dan Pedalamannya, Eropa tulen. Sangatlah tulen bukan sekedar peranakan campuran.

Tantangan terbaik yang disarangkan kepada Minke ialah harus mampu menaklukan dara peranakan Belanda dengan segala kemampuan Eropa yang ia telah terima di HBS dan kombinasi dengan budaya kepribumi-an-nya yang kaya melimpah ruah.

Suatu ketika, ia mendapat undangan dari kerabatnya yang bernama Robert Mellema (kakak Annelis Mellema) utk datang ke rumahnya, di Wonokromo Buitenzorg, Surabaya. 

Menyanggupi tantangan sahabatnya dengan segala kemungkinan baik buruknya yang sudah dihitung akan dihadapinya. Minke selalu-lah bertindak sesuai dengan kalkulasi perhitungan sebagai dasar tindakan, jarang sekali kiranya bertindak asal sembarang, inilah satu di antara banyak karakter terpelajar sejati yang perlu dikagumi siapa pun. Mesti.

Tepatnya, awal Saat pertama jumpanya untuk pertama kalinya di rumahnya Annelis, daerah Wonokromo Buitenzorg. Rumah sang Hartawan Besar Belanda. Tuan Mellema. Minke dihadapkan berdua saja untuk sekedar mengobrol ringan di sisi bagian belakang rumahnya, karena akibat tidak bisa mengikuti topik pembicaraan seru sepakbola antara sahabatnya, yakni Robert Surhoff dan kakak Annelis Robert Mellema. 

Banyak sekali percakapan yang terjadi, sekilas muncullah kejantanan sejatinya yang tidak bisa ditindasnya. Mengingat didikan Eropa yang Luhur, selalulah mengajarkan pada anak didiknya untuk selalu bersikap jujur pada segala perasaan dan tindakan. Tanpa kuat menahannya, seketika terlompatlah. Kata-kata yang membuat pipinya Annelis Merah Merona seperti buah Tomat segar hampir matang.

"Tuhan... Betapa cantiknya seorang Dewi dihadapku kali ini, sungguh cantik. Sungguuuh.  Benar - benar cantik, tiada tanding". Gumam Minke pada Annelis. 

Dengan karakternya yang kekanakan. Sikap kekanakan Annelis dalam menyikapinya ialah dipanggilnya sang Mamanya yang sedang berada di belakang ruangan. Seorang Nyai yang memiliki kepribadian utuh terpelajar, meskipun tak pernah ia rasakan bersekolah, namun pengetahuan dan kepribadiannya sangat menakjubkan. Untuk ukuran Pribumi di zamannya, saat itu. 

Mama datang. Menegur sopan dan bertanya, 

"apakah ada keributan yang sedang terjadi antara kalian?" Tanya, Nyai Ontosoroh menyelidik dengan hormat dan penuh wibawa. 

"Tidak Ma, hanya Minke masa bilang aku cantik?". Jawab Annelis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun