ercakapan tentang materi yang mereka pelajari. Ada tiga jenis kecenderungan tergantung bagaimana model pembelajaran konstruktivisme disajikan, antara lain: Model Konstruktivisme "Siklus Pembelajaran", tahapan; 1) Diskaveri, di mana para siswa didorong untuk membuat pertanyaan-pertanyaan terbuka maupun hipotesis-hipotesis; 2) Pengenalan Konsep; dalam hal ini guru mempertanyakan konsep-konsep yang berhubungan dengan topik itu; 3) Aplikasi Konsep; dengan menerapkan konsepkonsep yang dikemukakan tahap 1 & 2 serta boleh mengulangi tahapannya lagi; Model Konstruktivisme Gagnon & Collay; yang terdiri atas enam tahapan, yakni; 1) Situasi: gambarkan situasi tertentu yang berhubungan dengan tema/topik pembhs; 2) Pengelompokan: buat kelompok bisa berdasarkan no urut maupun campuran tingkat kecerdasannya; 3) Jembatan; memberikan suatu masalah sederhana/permainan/ teka-teki untuk dipecahkan; 4) Pertanyaan; buat pertanyan pembuka maupun kegiatan inti agar siswa tetap termotivasi untuk belajar lebih jauh; 5) Mendemonstrasikan:memajangkan/ memamerkan/menyajikan hasil kerja siswa di kelas; 6) Refleksi: merenungkan, menindak-lanjuti laporan kelompok yang dipresentasikan.
Dalam penggunaan konstruktifisme ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Process learning; siswa dibantu mengolah informasi menjadi pengetahuan bermakna. Hal ini sesuai dengan esensi konstruktivisme yaitu pengembangan potensi (kemampuan) siswa mengkonstruksi informasi menjadi pengetahuannya
2) Generative learning; semua pembelajaraan "ditemukan". Walau pengetahuan itu diajarkan guru kepada siswa, siswa harus dibantu agar bisa melakukan kerja mental terhadap informasi baru agar informasi itu menjadi kepunyaan siswa (Slavin,1994). Menurut Slavin, pembelajaran generatif dilakukan melalui metode khusus sehingga siswa dapat mengolah dan megembangkan konten menjadi informasi baru. Artinya, menurut Jonassen dan Wittrock, pembelajaran generatif adalah proses pembelajarn yang memberikan kesempatan kepada siswa mengkonstruksi sendiri hubungan yang berarti antara pengetahuan yang baru dipelajari siswa dan pengetahuan yang telah mereka kuasai (Kemp.at.al.,1994). Misalnya, siswa dilatih melakukan kegiatan generatif seperti membuat pertanyaan, meringkas dan melakukan analogi tentang suatu materi yang telah dibaca atau pelajaran yang telah diikutinya sehingga kegiatan generatif itu berkontribusi pada pembelajaran dan memori siswa (Slavin,1994)
Adapun implikasi teori konstruktivistik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian- bagian dan lebih mendekatkan kepada konsep-konsep yang lebih luas.
2)Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide peserta didik.
3) Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber- sumber data primer dan manipulasi bahan.
4) Peserta didik dipandang sebagai pemikir yang dapat memunculkan teori-teori tentang dirinya.
5) Pengukuran proses dan hasil belajar peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal- hal yang sedang dilakukan peserta didik, serta melalui tugas-tugas pekerjaan.
6) Peserta didik hanya belajar di dalam group proses