"Boleh ga Bapak pinjam dulu."
Kemarahan semakin nampak di wajah Ibu.
"Itu tabungan untuk kuliah Sultan. Sampai kapan pun tak akan kubolehkan", Ibu masih terlihat tegar saat mengatakan itu.
Terjadi pertengkaran hebat setelah itu. Ibu akhirnya tak kuasa menolak keinginan Bapak setelah terus memaksa dan membentak.
Dengan kata-kata bernada tinggi Bapak kembali memaksa Ibu : "Apa sandi berangkasnya?"
Ibu hanya terdiam.
Bapak kembali mengulang pertanyaannya sampai 3 kali dengan nada yang semakin meninggi.
"Tanggal lahir Sultan", jawab Ibu akhirnya.
Bapak masih tak bisa membuka berangkas itu.
"Bahkan kau lupa tanggal lahir buah hatimu sendiri...", jawab Ibu sambil membuka brankas itu.
"Kau bukan pria yang menikahiku. Aku tak mengenalmu. Kau bahkan tega menghancurkan keluargamu. Demi membantu adikmu kau rela mengorbankan keluargamu sendiri, darah dagingmu sendiri.. Apa itu adil? Apakah itu adil!!!!?? Jawaaab!!!!!!!", teriak Ibu.