"Gak mau.. aku bukan orang murahan yang dengan mudahnya memaafkan kamu!" sungutnya cemberut. Aku terbelalak dibuatnya. Aku kira Rina bisa diajak bercanda sebagaimana di media sosial, ternyata dugaanku salah.
"Sekali lagi, maafin bli. Bener tadi cuma bercanda. Habis di facebook demen banget bercanda!"
"Hehehe.. ketipu deh. Bli suka bercanda, aku lebih dari itu!" ledeknya tersenyum manyun. Hatiku gemas melihatnya, aku terkam dia, menggelitik pinggangnya. Rina kegelian, tubuhnya berliuk. Aku mendorong tubuhnya, menangkap tangannya. Ia  kubaringkan di sofa. Rina mendorongku. Tangannya kupegang erat. Aku terjatuh ke lantai, menengadah. Rina menindihku. Rina kaget hidungnya hampir menyentuh hidungku. Aku menyambar bibirnya dengan kecupan manis.
Plaak..
Sekonyong-konyong tangan Rina menempel di pipiku. "Berani banget ya sama aku. Nanti bli tak pernah kuijinkan kesini lagi" ancamnya, bergegas bangkit.
"Ya deh.. maaf!"
Sepertinya Rina marah diperlakukan seperti itu. Kejadian barusan tak terencana, terjadi begitu saja, dan aku menikmatinya.
***
Jujur kumengagumi. Pantas kuberi seribu pujian buat kamu. Jauh di dalam hati selalu kurasa bersyukur aku mengenalmu. Karena cinta dari kamu jadikan aku wanita terbahagia di dunia..
*Sing a song*
Seusai makan malam bersama keluarga, aku berselancar di dunia maya mengintai facebook Rina, membaca beberapa statusnya, di atas itu salah satunya. Aku tak meninggalkan jejak meski terlihat banyak orang berkomentar. Disitu aku melihat Nur Indah juga berkomentar, "Ciee.. mbak yu lagi jatuh cinta ni yee?" Aku klik facebooknya, tambah pertemanan dengannya.