Untuk mencari tahu letak permasalahan yang menyebabkan seseorang mimpi atau sakit bisa dicari dengan gabungan hari pasaran (Panca Wara dan Sapta Wara), secara acak dan pengunya-ngunyaan dina (hari). Objek yang menjadi pusat mencari arah adalah rumah orang yang mimpi atau orang yang sakit. Sering pula dicari berdasarkan objek rumah orang yang dimimpikan. Misalnya mimpi berada di rumah nenek atau di sekitar rumah nenek maka carilah arah kendalanya dari rumah nenek. Karena bila mimpi berada di rumah nenek melambangkan mimpi itu menggambarkan peristiwa atau kendala yang dihadapi nenek, bukan kendala yang dihadapi kita.
Mencari arah berdasarkan gabungan hari pasaran umpamanya soma umanis artinya timur laut (kaja kangin) rumah, sama pula artinya bila redite wage. Soma pon artinya barat laut (kaja kauh) rumah, sama pula dengan buda wage. Redite pahing arahnya tenggara (kelod kangin) atau saniscara umanis. Dan lain sebagainya.
Bila hari pasaran mimpi arahnya acak, maka carilah arah kendalanya secara acak. Umpamanya mimpi jatuh pada hari Buda Umanis nuju Maulu. Jumblah uripnya 7+5+3= 15:4= 3, sisa 3, artinya manusa. Karena nuju maulu maka ada kendala dengan Sang Wengi. Untuk mecari letak rumahnya Sang Wengi yang menjadi penyebab mimpi atau sakit maka mencari arahnya dari rumah secara acak. Hari pasaran ini tidak bisa digabung karena posisinya acak. Buda arahnya barat, umanis arahnya timur, maulu arahnya barat daya. Untuk mencari arah kendala itu maka main tebak-tebakan; arahnya bisa di barat, timur, atau bisa juga barat daya.
Apabila mencari arah dengan gabungan panca wara dan sapta wara, maupun secara acak, namun tidak menemukan sumber kendalanya maka carilah dengan pengunya-ngunyaan dina (hari). Pengunya-pengunyaan dina ini dengan menggunakan wuku digabung dengan hari pasaran sapta wara. Cara mencarinya dengan menghitung arah wuku mimpinya lalu diputar mundur dengan hari mimpinya. Cara ini sebenarnya cukup sederhana namun bila diuraikan dengan kata-kata seakan membingungkan.
Wuku jumblahnya 30 yaitu Sinta (barat), Landep (barat laut), Wukir (utara), Kulantir (timur laut, Tulu (timur), Gumbreg (tenggara), Wariga (selatan), Warigadean (barat daya). Sampai disitu wuku mulai lagi arahnya di awal yaitu; Jurung Wangi (barat). Sungsang (barat laut), Dungulan (utara), Kuningan (timur laut), Langkir (timur), Medangsia (tenggara), Pujut (selatan), Pahang (barat daya). Mulai lagi wuku dari arah awal; Krulut (barat), Merakih (barat laut), Tambir (utara), Mendangkungan (timur laut), Matal (timur), Uye (tenggara), Menail (selatan), Prabangkat (barat daya), Bala (barat), Ugu (barat laut), Wayang (utara), Kelau (timur laut), Dukut (timur), Watugunung (tenggara).
Masing-masing wuku tersebut memiliki arahnya namun tidak perlu dihafal. Kita tinggal mulai menghitung wuku pertama dari arah barat memutar ke arah utara hingga jatuh pada wuku mimpinya. Misalnya mimpinya jatuh pada hari pasaran Anggara wuku Kulantir. Maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari arah wuku Kulantir yaitu timur laut. Cara mencari dengan memutar wuku pertama dari barat, sebagai berkut; Sinta di barat, Landep di barat laut, Wukir di utara, Kulantir di timur laut. Dari timur laut hitung mundur hari pasaran sapta waranya. Redite letakan di timur laut, soma letakan di utara, dan anggara letakan di barat laut. Jadi, dengan demikian letak kendalanya di barat laut.Â
Agar tidak menghafal, semua arah hari pasaran, urip, dan wuku bisa dimasukan ke dalam ruas jari-jari tangan kita, yaitu jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Ketiga ruas jari tersebut membentuk arah mata angin. Sehingga dengan menempatkan hari pasaran, arah, dan uripnya, maka semua uraian di atas menjadi sederhana dan efisien tanpa perlu menghafal banyak.
Setelah berhasil menggali mimpi berdasarkan tenung tanya lara, barulah menggali mimpi berdasarkan kronologinya. Karena tenung tanya lara merupakan dasar sebagai pedoman ada apa di balik makna mimpi tersebut. Dengan menggabungkan antara tenung tanya lara dan kronologi mimpi maka kita bisa meraba-raba makna mimpi di atas lima puluh persen, bahkan hampir akurat. Untuk mencoba memahami metode ini bisa belajar dari artikel saya tentang mimpi pada blog pribadi Voice Of Wagiswara.Â
 *Secara khusus tenung tanya lara ini hanya berlaku bagi mereka yang beragama Hindu menggunakan bahasa Bali dalam kesehariannya dan berpedoman pada kalender Bali sebagai penanggalan. Dengan mempelajari tenung tanya lara tidak hanya belajar menafsirkan mimpi, juga mempelajari sebab sakitnya seseorangÂ
Baca juga Tafsir Mimpi Berdasarkan Orang yang DitemuiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H