Buda ngaran banten (upakara), bantang (batang), batu, batako, dslb.
Wraspati ngaran tiing (bambu), dlsb.
Sukra ngaran Sesuunan (dewata), sesangi (kaul, nazar), dlsb.
Saniscara ngaran sesangi (kaul, nazar), sang wengi (sebangsa jin), canggah (kayu mati yang sengaja ditanam sebagai penunjang sesuatu), carang (cabang atau ranting), dlsb.
Perlambang hari pasaran di atas diambil yang cocok dengan sisa penjumblahan hari pasarannya. Dengan kata lain dicocok-cocokan. Sehingga kita harus jeli mencocok-cocokannya karena mimpi memang sarat dengan ilmu cocoklogi menggunakan bahasa simbol, bahasa isyarat, dan bahasa sandi.
Ada beberapa ketentuan yang harus dipahami agar lebih mudah mencocok-cokannya. Ketentuan ini sifatnya akurat, sudah pasti. Sebagai berikut:
Bila sisa 1 (dewa alit) nuju Aryang, sudah pasti ada petunjuk atau kendala dengan dewa Hyang (leluhur). Selain itu, bila sisa 1 harinya soma ataupun umanis, maka pertanda ada petunjuk atau kendala dengan dewa alit di rumah.
Bila sisa 2 (kala) nuju Aryang bermakna kalan dewa hyang (kemarahan leluhur). Bila sisa 2 hari pasaran Sukra bermakna kalan sesuunan (kemarahan dewata). Bila sisa 2 nuju maulu bermakna kalan sang wengi (kemarahan jin), atau bisa juga kalan memedi (kemarahan memedi). Bila sisa 2 berdiri sendiri bermakna papas kala (terkena serangan bhuta kala). Adakalanya juga bhuta kala datang karena pemalinan. Oleh karena itu seringkali orang yang sakit atau mimpi buruk berasal dari pemalinan.
Bila sisa 3 (manusa) nuju maulu bermakna ada kendala dengan sang wengi atau pun memedi. Sisa 3 seringkali hubungannya dengan alam atau lingkungan dalam wujud pemali. Bila sisa 3 nuju paniron berarti pemali hidup. Bila nuju tungleh berarti pemali benda mati. Sering pula sisa 3 memang bermakna ulah manusia seperti leyak, desti, maupun diserang dengan ilmu hitam. Untuk menterjemahkan mimpi akibat ulah manusia perlu hati-hati karena sering kali sang wengi menyamar menjadi manusia.
Bila sisa 4 (dewa agung) hari pasarannya umanis bermakna Sesuunan di umahe (dewa di rumah). Sisa 4 hari pasaran pon bermakna sesuunan dipondoke (dewa di rumah). Hal ini sama juga dengan sukra pon atau sukra umanis yang bermakna sesuunan di umahe atau sessuunan di pondoke (dewa di rumah).
Mencari Arah