Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pilkada Tanpa Pilihan

17 November 2024   22:15 Diperbarui: 19 November 2024   07:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga beberapa hari kemudian, rumor soal tiga puluh milyar itu tak pernah benar-benar terkonfirmasi. Tidak ada yang tahu pasti apakah ketua partai memang ikut bermain atau itu hanya ulah anak buah. Namun, bagi Murad, jawabannya sudah jelas.

“Kalau tidak ada yang bersih dari sistem ini,” gumam Murad pada dirinya sendiri, “mungkin kita harus belajar untuk tidak terlalu berharap. Setidaknya aku punya gorengan.”

Marni yang mendengar dari dapur hanya melirik sambil berkata, “Daripada pusing soal politik, mending bantu aku bikin adonan gorengan. Itu lebih pasti daripada janji calon mana pun.”

Murad tertawa kecil. Di tengah kebingungan dan kekecewaan, setidaknya gorengan tidak pernah mengecewakan.

Udin tertawa. “Sok pintar kamu, Rad. Kalau nanti calon bodoh itu menang, aku yakin kamu bakal nyesel.”

Murad tersenyum kecut. “Yang nyesel justru mereka yang milih. Aku mah santai.”

Hari H Pilkada pun tiba. Desa Ngawur terlihat seperti panggung teater absurd. TPS dihias bendera partai, sementara petugas KPPS terlihat sibuk layaknya aktor yang lupa dialog.

Murad sengaja datang ke TPS paling siang, mendekati jam penutupan, berharap tidak perlu mengantre lama.

“Tolong antre, Pak Murad,” kata salah satu petugas KPPS dengan nada lelah. “Formulirnya diisi dulu.”

Murad menatap petugas itu tajam. “Formulir? Buat apa? Nanti juga suaranya kalian edit.”

“Pak, jangan gitu, dong,” ujar petugas itu setengah memohon. “Kami kerja keras, lho.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun