Hari itu, pelajaran berharga mereka dapatkan. Mungkin mobil mereka masih kredit, mungkin status mereka di mata masyarakat tidak seberapa. Tapi yang lebih penting, mereka mulai belajar untuk tidak lagi menganggap diri terlalu tinggi hanya karena memiliki sesuatu yang bisa hilang dalam sekejap.
Doni menepuk bahu Ucok sambil tersenyum. "Ayo, kita makan dulu. Tenang aja, gue yang traktir kali ini."
Ucok dan Budi, yang biasanya tidak pernah mau ditraktir, kali ini mengangguk pelan. Mereka berjalan menuju warung kopi bersama Doni, kali ini tanpa rasa sombong sedikitpun di dada mereka.
Dan di situ, untuk pertama kalinya, mereka semua berbicara seperti manusia biasa, tanpa keangkuhan, tanpa kesombongan, hanya orang-orang yang sedang berusaha bertahan hidup di tengah kerasnya kota.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H