Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Para Sultan Jalanan

17 Oktober 2024   15:08 Diperbarui: 17 Oktober 2024   15:22 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aduh! Sial! Mobil gue ketahan di sini!" Ucok berteriak kesal, sementara keringat mengucur di dahinya.

Budi, yang juga panik, mencoba menenangkan diri. "Tenang, tenang, kita bisa bicara baik-baik sama polisi. Mobil gue masih baru, nggak mungkin mereka tilang."

Tapi kenyataannya, polisi tetap tegas. Mereka tidak peduli apakah mobilnya baru atau lama, LGCC atau tidak. Yang mereka lihat adalah pelanggaran aturan.

Beberapa sopir berhasil lolos, tapi sebagian lagi, termasuk Ucok dan Budi, tertangkap dan harus merelakan mobil mereka disita sementara waktu.

Saat duduk di pos polisi, wajah-wajah yang biasanya penuh kebanggaan itu kini merunduk lesu. Tidak ada lagi cerita tentang betapa hebatnya mobil mereka, tidak ada lagi bualan tentang "raja jalanan."

Yang ada hanya wajah-wajah penuh penyesalan dan kekhawatiran tentang bagaimana mereka bisa menebus mobil mereka kembali.

Di tengah suasana yang suram itu, Doni tiba-tiba muncul. Rupanya, dia tidak terkena razia karena sudah lebih dulu memilih untuk berhenti beroperasi hari itu. Dengan langkah tenang, dia mendekati Ucok dan Budi yang tertunduk lesu.

"Kalian baik-baik aja?" tanya Doni, tulus.

Ucok mendongak, matanya sedikit berair. "Mobil gue, Don... Mereka bawa pergi mobil gue..."

Doni tersenyum tipis. "Ya namanya juga risiko, kan? Tenang aja, mungkin ini saatnya kita introspeksi. Mobil itu cuma alat, bos. Jangan sampai bikin kita lupa diri."

Ucok, yang biasanya paling angkuh, kali ini hanya bisa mengangguk pelan. Kesombongannya telah runtuh bersama dengan kepergian mobilnya. Mereka semua akhirnya menyadari bahwa dalam kehidupan ini, tidak ada yang abadi, terutama kesombongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun