Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Kata 'Nugas'

3 Oktober 2024   15:33 Diperbarui: 3 Oktober 2024   17:38 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.deskimo.com/id/blog/rekomendasi-tempat-nugas-bareng-temen-minim-distraksi/

Kata 'nugas' bisa dilihat sebagai bentuk lokal dari fenomena global ini, di mana mahasiswa Indonesia mengadopsi istilah dan konsep dari budaya luar dan memadukannya dengan bahasa dan budaya lokal.

6. Pergeseran Makna Bahasa

Kata 'nugas' adalah salah satu contoh bagaimana bahasa terus berkembang dan beradaptasi sesuai dengan konteks penggunaannya. Sebuah kata belum bentuk sama artinya pada jaman yang berikutnya.

Meskipun pada awalnya kata ini hanya menggambarkan aktivitas mengerjakan tugas, pergeseran makna telah membuat 'nugas' menjadi lebih dari sekadar kata kerja. Dalam bahasa mahasiswa, 'nugas' bukan hanya aktivitas akademik, tetapi juga simbol produktivitas, tekanan akademik, prokrastinasi, dan bahkan kegiatan sosial.

Pergeseran makna kata ini mencerminkan dinamika kehidupan mahasiswa modern, di mana teknologi, media sosial, dan tekanan akademik semuanya berperan dalam membentuk cara mereka berkomunikasi dan mengekspresikan diri.

Dengan demikian, 'nugas' tidak hanya sekadar kata, tetapi juga sebuah cermin dari perubahan sosial dan budaya yang terjadi di kalangan mahasiswa saat ini.

Dalam beberapa tahun ke depan, kemungkinan besar kata 'nugas' akan terus mengalami perubahan, baik dalam hal makna maupun penggunaannya. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa bahasa, termasuk istilah-istilah yang digunakan oleh mahasiswa, akan selalu menjadi refleksi dari perkembangan zaman dan dinamika masyarakat.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun