Mohon tunggu...
melkianus koparihi
melkianus koparihi Mohon Tunggu... Dosen - Hidup adalah anugrah

Nama: melkianus kopa Rihi Tempat tanggal lahir : Sumba 20-05-1991

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Pak Dalam Gereja-Gereja Calvinis

28 Mei 2019   18:36 Diperbarui: 7 Juli 2021   21:58 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calvin mengakui bahwa pada Perjanjian Baru tidak dituliskan secara langsung tentang baptis anak, namun demikian dasar tersebut dianggap telah menjelaskan tentang baptis anak yang diberikan kepada anak karena mereka membutuhkan pendidikan iman sejak awal sehingga seawal mungkin anak dimasukkan ke dalam persekutuan gereja. Mengenai cara membaptis, Calvin tidak membuat ketentuan baku. Gereja diberikan kebebasan sesuai kebhinekaan daerah, apakah akan diselam atau dipercik. Calvin memandang cara pembaptisan sebagai teknis pelaksanaan yang harus dilayankan pejabat gereja.

 Calvin berpendapat bahwa Perjamuan Kudus terdiri dari: (1) tanda-tanda jasmani yang menggambarkan perkara-perkara yang tidak kelihatan di depan mata kita sesuai dengan daya paham akal kita yang lemah, (2) kebenaran rohani yang digambarkan/ diberikan oleh lambang-lambang itu. Untuk menjelaskan tentang kebenaran, Calvin mengemukakan tiga hal: (1) makna (2) zat yang berhubungan dengannya (3) kekuatan akibat yang dihasilkan oleh keduanya. Makna terletak pada janji-janji yang terselubung dalam tanda-tanda itu. Zat menunjuk pada kematian dan kebangkitan Kristus. Akibat adalah penebusan, kebenaran, pengudusan dan kehidupan kekal dan semua kebaikan lainnya yang dianugerahkan Kristus kepada kita.

 Dalam sakramen Perjamuan Kudus, roti dan anggur merupakan lambang tubuh dan darah Kristus yang diberikan kepada umat yang didalamnya memenuhi seluruh ketaatan agar umat memperoleh kebenaran. Dengan demikian, umat bersatu dengan Kristus menjadi satu tubuh dan juga supaya memperoleh bagian dalam substansi-Nya dan merasakan kekuatan-Nya dalam persekutuan dengan harta-Nya.Kehadiran Kristus dalam Perjamuan Kudus benar-benar nyata. Kehadiran tubuh Kristus dalam roti dan anggur sebagaimana pandangan Zwingli ditolak Calvin. Calvin menjelaskan bahwa kehadiran Kristus adalah kehadiran-Nya dalam Roh Kudus sehingga Perjamuan Kudus tidak akan mempunyai arti apa-apa jika tidak dikaitkan dengan iman. Pemahaman Calvin mengenai Perjamuan Kudus berdampak pada pemahamannya tentang kehadiran Kristus yang tidak hanya dalam sakramen tetapi juga dalam dunia nyata, dalam segala segi dan bidang kehidupan manusia.

 Bagi Calvin, cara merayakan Perjamuan Kudus dalam hal teknis diserahkan kepada kebijakan gereja. Dalam bukunya dikatakan bahwa upacara lahiriah perayaan Perjamuan Kudus tidaklah menjadi soal, apakah orang percaya menerima roti dengan tangan atau tidak, apakah mereka membaginya antara mereka atau masing-masing orang makan apa yang diberikan kepadanya, apakah cawan mereka kembalikan kepada diaken atau mereka meneruskan kepada orang yang di sampingnya, apakah roti itu beragi atau tidak, apakah yang digunakan anggur merah atau putih, kesemuanya tidak begitu penting dan diserahkan kepada kebijaksanaan gereja. Tentang frekuensi perayaan Perjamuan Kudus menurut Calvin seharusnya dirayakan sesering mungkin, tetapi untuk sementara waktu di Jenewa dirayakan empat kali setahun, yaitu pada hari raya Natal, Paskah, Pentakosta, dan hari Minggu pertama bulan September. Jumlah ini hanya ditetapkan untuk sementara waktu dan hasil kompromi dengan pemerintahan kota.[18]

             Dalam sakramen terdapat dua unsur makna yakni meterai dari Allah dan ungkapan manusia. Sebagai meterai, sakramen merupakan penegasan akan adanya janji-janji Allah. Janji-janji itu terdapat dalam Firman-Nya. Melalui pernyataan tersebut terlihat adanya hubungan yang erat antara Firman dan Sakramen. Jadi, sakramen akan bernilai sejauh berhubungan dengan Firman. Menurut Calvin, hanya ada dua sakramen dalam kehidupan Kristen, yakni Sakramen Baptis dan Sakramen Perjamuan Kudus. Keduanya dirayakan Gereja sejak jaman Perjanjian Baru sampai akhir dunia. Sakramen Baptis bagaikan pintu masuk Gereja dan pengakuan percaya yang pertama, sedangkan Sakramen Perjamuan Kudus menjadi sebagai makanan rohani yang tak habis-habisnya yang diberikan Kristus kepada keluarga besar orang percaya yang merupakan milik-Nya. Sebagaimana Allahadalah esa, iman yang satu, Kristus yang satu, dan gereja yang satu yang adalah tubuh-Nya, demikian pula hanya ada satu kali baptisan yang tidak perlu diulang, tetapi roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus dibagikan berulang kali supaya orang yang telah diterima kedalam Gereja mengerti bahwa mereka senantiasa diberi makan oleh Kristus.

Unsur-unsur Manajemen PAK dalam Gereja-gereja Aliran Calvinis

Berikut ini adalah proyeksi pengajaran/ pendidikan agama Kristen Calvinisme ke dalam bentuk (format) manajemen pendidikan dengan beberapa unsur (komponen) terkait di dalamnya.

Visi: Umatyang hidup dalam kedisiplinan dan kedewasaan iman di dalam pengajaran akan Firman Allah.

Misi:

Mengajarkan umat untuk mencintai akan pembelajaran Firman Allah.

Mengajarkan umat dasar-dasar pengajaran Firman Allah yang menjadi fondasi semua aspek kehidupan umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun