Mohon tunggu...
melkianus koparihi
melkianus koparihi Mohon Tunggu... Dosen - Hidup adalah anugrah

Nama: melkianus kopa Rihi Tempat tanggal lahir : Sumba 20-05-1991

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Pak Dalam Gereja-Gereja Calvinis

28 Mei 2019   18:36 Diperbarui: 7 Juli 2021   21:58 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manajemen Pak Dalam Gereja-Gereja Calvinis (unsplash/freestocks)

Istilah presbiterial berasal dari kata Yunani presbuteros yang berarti penatua. Dalam pemerintahan gereja sistem presbiterian kewenangan tertinggi terletak pada para presbiter (penatua) dari sebuah gereja. Sistem kongregasional dapat disebut juga sebagai sistem independen karena sistem ini menegaskan bahwa setiap gereja lokal adalah suatu badan lengkap yang tidak tergantung dengan badan lain, bahkan tidak memiliki hubungan pemerintahan dengan gereja yang lain. Pada sistem ini, kekuasaan gereja sepenuhnya berada pada anggota jemaatyang memiliki kekuasaan untuk mengatur dirinya sendiri secara independen dan penuh. Otoritas pemerintahan gereja tidak terletak pada individu maupun perwakilan individu, melainkan seluruh jemaat lokal. Dua hal yang sangat ditekankan oleh sistem pemerintahan gereja ini adalah otonomi dan demokrasi. Para pelayan gereja (pejabat gereja) adalah jabatan fungsional untuk melayani Firman, mengajar dan melaksanakan urusan gereja semata-mata. 

Ada jemaat Kristen yang mengatakan bahwa bentuk terbaik bagi model kepemimpinan gereja adalah tanpa pemerintahan. Kelompok yang paling kuat dan tegas menekankan ini adalah jemaat dalam aliran Plymouth Brethern. Menurut mereka kepemimpinan dalam jemaat merupakan buah refleksi batin manusia dari karunia Roh Kudus. Mereka menolak konsep gereja kelihatan karena gereja yang eksis di tengah dunia ini adalah gereja tidak kelihatan yang dibentuk oleh semua orang percaya. Tidak ada pejabat khusus dalam gereja. Roh Kudus adalah yang mengatur gereja. 

Selain empat sistem pemerintahan tersebut di atas, terdapat juga sistem pemerintahan gereja papal dan sinodal. Sistem pemerintahan papal, kepemimpinan berada pada Paus. Sistem ini dipakai dalam Gereja Roma Katolik. Kata papal berasal dari kata latin "papa" diartikan sebagai Bapa. Paus dianggap sebagai Bapa yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam gereja. Sedangkan sistem sinodal adalah sistem di mana gereja dipimpin oleh persidangan para pejabat gerejawi yang disebut sinode. Persidangan ini merupakan instansi tertinggi yang keputusannya harus dilaksanakan oleh jemaat- jemaat yang tergabung dalam sinode tersebut. Sistem pemerintahan gereja Presbiterial Sinodal dikenal sebagai sistem pemerintahan yang diciptakan Calvin meskipun sebelum Calvin, telah ada beberapa tokoh yang menggunakan sistem pemerintahan gereja Presbiterian Sinodal.[7]Sistem Pemerintahan gereja Presbiterian Sinodal ini ditetapkan pada sidang Sinode di Paris pada tahun 1559 (lihat gambar di bawah). 

Gbr. 1 Model Presbyterian

Dalam Institutio, Calvin menguraikan tentang sistem pemerintahan negara yang dibedakan menjadi tiga, yakni monarkhi, aristokrasi, dan demokrasi. Sistem pemerintahan monarkhi dapat mengakibatkan menjadi kepemimpinan yang mengarah kepada kelaliman. Demikian juga sistem demokrasi dapat merosot menjadi kekacauan. Calvin mengidealkan sistem pemerintahan adalah aristokrasi. Meskipun sistem pemerintahan ini dapat merosot dalam persengkongkolan beberapa orang, Calvin memahami bahwa pemerintahan lebih dari satu orang yang mengendalikan akan lebih aman dibanding satu orang atau semua orang. Masing-masing sistem pemerintahan memiliki kekurangan, namun kekurangan yang minimal itu yang kemudian mewarnai pikiran Calvin dalam menetapkan sistem pemerintahan apa yang menjadi dasar meletakkan tata gerejanya. 

Sebelum Calvin diusir dari Jenewa, ia bersama dengan Farel telah membuat tata Gereja singkat yang berisi pasal-pasal mengenai organisasi gereja dan kebaktian. Sekembalinya dari Strasburg ia mendapatkan banyak gagasan baru dari Bucer dan pengalaman pelayanan di jemaat Perancis yang tinggal di Strasburg. Gagasan baru dan pengalaman pelayanan yang ia dapatkan mewarnai pemikiran dan konsepnya dalam memperbaiki organisasi Gereja. Bucer beranggapan bahwa tiap-tiap anggota jemaat menerima kharisma dari Tuhan dan bahwa kharisma itu harus digunakan untuk pembangunan jemaat. Calvin kurang melihat hal ini sehingga dalam praktik hampir-hampir tidak nampak keanekaragaman pelayanan jemaat.[8] 

Perkembangan pemikiran Calvin juga dipengaruhi oleh politik dan keadaan masyarakat pada saat itu. Ia mengakui bahwa yang ia sebut dengan Majelis Jemaat adalah analog dengan Dewan Kota dan karena itu ia kadang-kadang menyebutnya sebagai sebuah senat yang terdiri dari orang-orang saleh, sungguh-sungguh, dan suci, yang diberi kuasa untuk membetulkan kejahatan.[9]Pengaruh praktek politik dan masyarakat pada waktu itu begitu besar sehingga sifat diakonal dari jabatan gerejawi jauh terdesak ke belakang. Calvin mengetahui bahwa dalam gereja, jabatan adalah pelayanan tetapi seringkali ia menyebut dengan kata-kata yang mengandung unsur kehormatan dan dignitas. Itulah sebabnya ia menggolongkan jabatan gerejawi dalam rupa-rupa tingkat: rasul-rasul, pemberita-pemberita Injil, penatua, dan diaken. Tingkatan-tingkatan ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan hirarki Gereja Katolik Roma. 

Jabatan gerejawi bersifat fungsional untuk mengatur kehidupan gerejawi sebaik mungkin berdasarkan kebenaran Firman. Dalam menetapkan jabatan, Calvin mendasarkan pada surat Efesus dan Roma. Calvin menyimpulkan bahwa terdapat empat jabatan yang ditetapkan oleh Kristus sendiri, yakni: (1) Pendeta yang melayani Firman, Sakramen dan bersama penatua mengawasi kehidupan Jemaat dan menegur bila perlu (2) Pengajaryang bertugas menafsirkan Alkitab sehingga ajaran yang benar dapat dipelihara di tengah Jemaat (3) Penatua yang bertugas memimpin dan memberlakukan disiplin gereja (4) Diaken. 

Munculnya jabatan penatua merupakan suatu hal yang penting dalam sejarah Calvin karena memasukkan unsur "awam" dalam pemerintahan gereja. Para penatua di Jenewa diangkat berdasarkan penunjukan dewan kota. Hal ini hendak mengatakan bahwa penatua di Jenewa adalah wakil pemerintah sehingga terciptalah suatu kerjasama antara pemerintah dan gereja dalam hal kesejahteraan penduduk kota. Calvin melibatkan kaum awam oleh karena sebuah pemahaman bahwa di dalam gereja tidak ada imamat khusus, semua anggota gereja merupakan imamat am. 

Pada abad pertengahan, Gereja dilihat sebagai lembaga di mana para pejabat atau kaum klerus membagi keselamatan kepada kaum awam. Sinonim dari gereja adalah hirarki. Pada satu sisi Calvin menolak hirarki gereja, tetapi pada sisi lain Calvin merasa keberatan untuk menerapkan ajaran mengenai imamat am orang-orang percaya dengan segala konsekuensi. Itulah sebabnya gereja dalam banyak segi disebut gereja pendeta. Walaupun Calvin tidak memakai istilah klerus -sebutan dalam gereja abad pertengahan- namun pada prakteknya ia membagi antara pejabatdan rakyat, dengan para pejabat sebagai kelompok istimewa tertutup yang menentukan sendiri siapa yang layak menjadi anggota gereja dan mengadakan pengawasan sendiri. Meski model pemerintahan gerejawi pemahaman Calvin berbeda dengan model pemerintahan Gereja Roma Katolik, namun Calvin tidak dapat menghindar dari struktur dan jabatan yang ada dalam kehidupan gereja.

 Dalam Tata Gerejanya, Calvin juga mengatur tentang perkumpulan para pendeta dan penatua. Para pendeta membentuk kumpulan sendiri yang disebut dengan  kumpulan yang terhormat dari para pendeta, yang bertemu sekali dalam seminggu antara lain untuk menguji calon pendeta, menelaah Alkitab, dan mendalami ajaran gereja serta memeriksa penegakan disiplin di kalangan pendeta. Kumpulan pendeta dan penatua disebut consistorium atau majelis gereja yang berkumpul sekali dalam seminggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun