Bu Hani tertawa. Sebenarnya, ada rahasia kecil yang tidak Elvira tahu. Seseorang yang mengawasi Elvira selama ini adalah Niko, putra kesayangannya yang juga ketua kelas di kelas yang sama dengan Elvira. Niko naksir berat pada Elvira. Sayangnya, gadis itu tidak pernah menyadari kehadiran Niko karena dia terlalu sedih dengan kondisi keluarganya yang terjerat hutang.
Niko sendiri merasa sedih melihat kondisi Elvira. Apalagi setelah dia tahu bahwa setiap Selasa, Elvira tidak pernah masuk sekolah. Pernah dia mencoba untuk datang ke rumah Elvira, sekadar menanyakan kondisinya. Tapi, rumah itu sepi dan tertutup rapat. Hanya ada beberapa orang berjaket hitam yang datang silih berganti ke rumah gadis itu.
"Ma."
"Ya?"
"Terima kasih ya?"
Bu Hani tersenyum. "Tidak usah berterima kasih. Sudah tugas Mama 'kan, untuk memastikan semua siswa di sekolah Mama ada dalam kondisi terbaiknya. Terutama saat mendekati ujian akhir seperti ini." Mama berhenti, lalu menatap wajah Niko.
"Niko, kamu juga, janji sama Mama ya. Jangan pernah berpikir untuk pacaran sampai lulus SMA nanti. Mama ga mau nilai kamu melorot karena pacaran."
Niko tergelak.
"Tenang aja, Ma. Niko juga ga mau kok, kalau posisi Niko di peringkat pertama sampai direbut Rini dan Elvira."
Bu Hani tersenyum. Semoga saja, anak-anak ini akan berjuang semaksimal mungkin untuk masa depan mereka.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H