"Bisa jadi." Aku menghela napas panjang. Kalau sudah gini, mau hafalan seperti apapun pasti menguap lagi. Konsentrasiku buyar karena memikirkan hal ini.
Rini geleng-geleng kepala melihatku. "Coba nanti kamu bicarakan lagi sama mama kamu, El."
Aku tidak menjawab ucapannya.
***
"Assalamu'alaikum," ucapku ragu-ragu ketika memasuki ruangan bernuansa oranye itu. Seorang wanita cantik berkaca mata mendongak dan tersenyum.
"Wa'alaikum salam warahmatullah. Silakan masuk, Elvira. Silakan duduk!" jawabnya ramah.
Aku memilih duduk di sofa yang terletak di samping meja kepala sekolah. Lagi-lagi Bu Hani tersenyum.
"Kenapa kamu tidak memilih duduk di kursi depan saya ini, El?"
"Saya tidak mau dianggap seperti anak nakal yang sedang diinterogasi, Bu," jawabku mantap.
Bu Hani manggut-manggut. Dia mengalah, beranjak dari tempat duduknya dan menuju sofa. Setelah bersalaman, kami berdua pun mulai bercakap-cakap.
"Saya sudah mendengar banyak tentangmu dari Bu Ratna dan bapak ibu guru yang lain," ucapnya membuka percakapan.