Mohon tunggu...
Meliana JunitaAzhari
Meliana JunitaAzhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teruslah Berkarya

Allah as always number one

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sepenggal Kisah di Jenjang Pendidikan

12 November 2020   07:00 Diperbarui: 12 November 2020   08:36 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Oh iya." Aku menjeda ucapanku, "Bunda kata bu Sulgi bunda disuruh ikut aku." Teriakku dari luar rumah.

            Sesampainya di sekolah sudah banyak sekali temanku. Mereka diterima di sekolah yang jaraknya lumayan dekat dari rumah. Wali kelasku berbincang dengan Bunda. Aku dinyatakan tidak diterima di sekolah yang aku ingin. Aku diam. Mukaku pucat seperti mayat. Kabar apa yang aku dapat? Setelah  nilaiku yang tidak bagus, kini aku tidak diterima di sekolah yang aku inginkan. Aku seperti jatuh lalu tertimpa tangga kembali.

            Aku menatap Bunda, dia menatapku dengan tatapan hangat dan mencoba mengerti keadaanku. Aku juga menatap teman-temanku, mereka menatapku dengan wajah datar dengan tatapan yang tak bisa aku artikan. Aku bingung, aku tidak tau harus daftar ke sekolah mana. Pendaftaran sekolah negeri sudah ditutup. Wali kelasku mencoba menenangkan.

"Yuna, mau daftar kemana sayang?" Tanya bu Sulgi dengan lembut.

            Aku bingung harus menjawab kemana aku akan sekolah sekarang, rasanya seperti mimpi. Aku menatap Bunda. Dari raut wajahnya Bunda membebaskanku memilih kemana aku sekolah. Lalu aku menatap teman-temanku. Mereka mengatakan sekolah yang akan mereka naungi sekarang.

"Yuna, masuk sekolahku." Ucap salah satu temanku. Teman-teman yang lain menunjuk-nunjuk dirinya sendiri seakan menunjukkan sekolah yang telah menerima mereka.

            Bunda mengajakku pulang terlebih dahulu untuk mengobrol denganku. Guruku merekomendasikan untuk aku masuk sekolah swasta yang lumayan elit. Aku mengikuti Bundaku pulang dan berdiskusi dengannya.

"Ayo Yuna mau masuk sekolah mana?" Tanya Bunda dengan nada datar.

"Gatau bunda." Jawabku lemas, aku benar-benar putus asa sekarang.

"Gini deh, kamu masuk SMP Krida Utama dulu ya? Yang direkomendasiin bu Sulgi tadi, gapapa swasta. Bagus ko."  Jelas Bunda membujukku.

            Aku benar-benar sudah putus asa, bingung harus masuk sekolah mana. Akhirnya aku mengiyakan kata-kata Bunda. Aku dan bunda kembali lagi ke sekolah untuk membayar uang pendaftaran, aku juga diajak guruku ikut mendaftar ke sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun