Mohon tunggu...
Melania Fidela Ghaida
Melania Fidela Ghaida Mohon Tunggu... Lainnya - Legal Counsel

A long-live learner

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengkhianatan Intelektual dalam Konflik Berdarah Israel-Palestina: Pertarungan "David dan Goliath" Baru?

22 November 2023   09:47 Diperbarui: 22 November 2023   09:47 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai seorang pemerhati hukum internasional, ada banyak hal yang menganggu benak saya akhir-akhir ini. Banyaknya korban dan tangisan anak-anak di Palestina yang menjadi korban perang hanyalah satu dari sekian banyaknya kekhawatiran tersebut. 

Namun yang paling mengganggu saya bagai bisul di kantung mata adalah kemunafikan banyak pemimpin Barat dan para akademisinya beserta para selebritas papan atas yang memiliki jutaan bahkan milyaran penggemar di seluruh dunia. 

Tidak hanya itu, dalam perang melawan penindasan dan "genosida" ini, sistem yang ada telah dirancang sedemikian rupa untuk melanggengkan praktik keji nan barbar tersebut. 

Shadow-banned yang dilakukan oleh Instagram terhadap postingan-postingan berbau pembebasan Palestina atau jawaban dari Chat GPT ketika ditanya mengenai konflik Israel-Palestina dan menghasilkan jawaban yang sangat bias hanyalah beberapa diantaranya.

Di zaman dimana manusia mudah sekali terpapar hoax dan misinformasi ini, yang paling disayangkan adalah kenapa hoax dan informasi palsu tersebut disebarkan oleh seorang pemimpin negara dan aktris aktris ternama dunia. Presiden AS Joe Biden, setidaknya telah mengatakan beberapa kebohongan terkait konflik Israel-Palestina ini. 

Beberapa diantaranya adalah kebohongan terkait pemenggalan bayi dan anak-anak dimana ia berkata telah melihat hal tersebut. Pernyataan ini kemudian ditarik oleh White House dan meluruskannya bahwa Presiden Biden belum melihat gambar anak-anak dan bayi yang dipenggal tersebut.

 Presiden Biden juga berkata bahwa "women raped, assaulted, paraded as trophies" dimana kebenaran mengenai pemerkosaan tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya oleh organisasi-organisasi HAM yang ada. 

Pernyataan-pernyataan yang eksplisit ditujukan untuk mendukung tindakan represif Israel juga dikeluarkan oleh Ursula von der Leyen sebagai Presiden European Commission, perdana menteri Inggris, Rishi Sunak, serta kanselir Jerman, Olaf Scholz. 

Hal ini tidak mengherankan lagi sebab mereka juga telah mengkategorikan Hamas sebagai organisasi teroris sehingga Israel berhak atas "hak membela diri"-nya yang juga dijamin di dalam piagam PBB. 

Namun yang menjadi tidak masuk akal bagi saya adalah pernyataan blunder dan absurd yang dikeluarkan oleh berbagai selebritas papan atas dunia dan para akademisi hukum internasional sendiri. 

Gal Gadot yang memiliki 109 juta pengikut di akun Instagramnya dan terkenal sebagai tokoh "Wonder Woman", memposting surat terbuka yang dibuat olehnya beserta segenap aktris dan tokoh-tokoh Hollywood. Di dalam surat tersebut, dikatakan bahwa "...and for the Palestinians, who have also been terrorized, oppressed, and victimized by Hamas for the last 17 years that the group has been governing Gaza..". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun