Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Nomor 20

20 Januari 2019   10:08 Diperbarui: 20 Januari 2019   11:00 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menggaruk kepalaku. Malu untuk mengakuinya. Atau hanya sekadar takut dimarahi oleh suamiku? Entahlah. Aku juga bingung. Suamiku berkali-kali berkata padaku dan anak-anak bahwa kami tidak boleh berprasangka buruk pada orang lain walaupun dia terlihat aneh di mata kami. Setiap orang pasti punya alasannya masing-masing untuk bersikap seperti ini dan seperti itu. Tetapi boleh kan ya kalau kita waspada?

"Nyatanya, yang bermasalah dengan hukum adalah suami Ibu Patia," kata suamiku sambil menepuk pundakku. "Orang yang sangat ramah dan terbuka dengan kita semua. Bahkan dia adalah teman baik kita, kan?"

Aku masih diam saja. Mencerna kata-kata yang dilontarkan oleh suamiku.

"Kalau orang yang terbuka dengan kita saja bisa menyembunyikan sesuatu, berarti yang tertutup lebih berpeluang, dong Pah?" tanyaku pada akhirnya.

Suamiku menatapku dengan tatapan yang aneh. Agak lama kemudian dia bangkit dari kursinya dan berkata, "kita wajib waspada tapi tidak boleh curiga berlebihan. Itu saja, Mah. Yang penting sekarang, aku harus berangkat kerja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun