Aku menggaruk kepalaku. Malu untuk mengakuinya. Atau hanya sekadar takut dimarahi oleh suamiku? Entahlah. Aku juga bingung. Suamiku berkali-kali berkata padaku dan anak-anak bahwa kami tidak boleh berprasangka buruk pada orang lain walaupun dia terlihat aneh di mata kami. Setiap orang pasti punya alasannya masing-masing untuk bersikap seperti ini dan seperti itu. Tetapi boleh kan ya kalau kita waspada?
"Nyatanya, yang bermasalah dengan hukum adalah suami Ibu Patia," kata suamiku sambil menepuk pundakku. "Orang yang sangat ramah dan terbuka dengan kita semua. Bahkan dia adalah teman baik kita, kan?"
Aku masih diam saja. Mencerna kata-kata yang dilontarkan oleh suamiku.
"Kalau orang yang terbuka dengan kita saja bisa menyembunyikan sesuatu, berarti yang tertutup lebih berpeluang, dong Pah?" tanyaku pada akhirnya.
Suamiku menatapku dengan tatapan yang aneh. Agak lama kemudian dia bangkit dari kursinya dan berkata, "kita wajib waspada tapi tidak boleh curiga berlebihan. Itu saja, Mah. Yang penting sekarang, aku harus berangkat kerja."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H