Aku meraih keris, ketika kugengam keris itu bercahaya terang menyilaukan mata. Bi Sumi terlihat terkejut langsung mengambil posisi bersila,
"Manusia lemah, kami menyerahkan diri pada Iblis, terimalah persembahan!" ucap Bi Sumi dengan mata terpejam.
Angin berembus kencang meniup lilin. Lolongan anjing bersahut-sahutan. Penglihatan hanya dibantu oleh cahaya dari keris.
Â
Aku menghunus keris  menerjang ke arah Bi Sumi. Namun, aku terpental, seakan ada kekuatan yang melindunginya. Punggungku merasakan aliran panas, tenaga bertambah berlipat-lipat. Ketika kedua tangan Om Tiok ternyata menempel di situ. Keris memancar lebih benderang. Keris itu menuntunku menuju Bi Sumi dan Dahlia menusuk mereka. Bi Sumi dan Dahlia mengerang lalu menghilang lenyap seperti butiran debu. Jiwa raganya telah diambil oleh Iblis.Â
 Napasku masih tersenggal-sengal, mata beberapa kali berkedip. Tubuhku lemas tak berdaya, semua persendian terasa ngilu. Senyuman lelakiku terlihat disamping Om Tiok. Mas Danu menghampiri dan memelukku erat.
Om Tiok telah berhasil melepaskan ilmu hitam yang menjerat Mas Danu. Membiarkanku menghadapi Bi Sumi dengan bantuan pelindung gaib yang dipasang Papa padaku, Makhluk merasuki dan menyatukan kekuatan pada keris berlekuk sembilan milik Bi Sumi. Tugas Om Tiok hanya melepas 'dia' dari diriku.
~
      By. Megawati Sorek
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H