Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Horor

Perjanjian

26 April 2023   06:00 Diperbarui: 26 April 2023   06:37 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi Desain Megawati Sorek

 "Kamu diteror oleh Jin yang dikirim seseorang," Om Tiok yang berwajah kharimatik itu berujar setelah mendengar penjelasan dariku.

 

           "Tapi di tubuhmu juga  ada yang menempeli," sambungnya lagi.

            "Maksudnya Om?" tanyaku tak mengerti

            "Akibat perjanjian" bukannya menjelaskan Om Tiok menjawab seakan berteka-teki membuat penasaranku menumpuk.

      ***

Kembali ke kotaku, setelah menginap semalam di rumah Om Tiok serta membawa misi darinya yaitu agar aku mencuri keris berlekuk sembilan. Tepat tengah malam aku mengendap-endap masuk ke rumah yang kini ditempati oleh suami serta istri mudanya---lebih tepatnya rumahku. Tiada yang berubah di rumah ini setelah kutinggalkan. Hanya di belakang rumah ada bangunan baru, berdinding beton seperti rumah kecil, Itulah tujuanku.

Bulan penuh menghias langit malam, bintang yang bertaburan. Tiupan angin malam yang semilir, entah mengapa membuatku justru kedinginan. Mataku waspada mendekati pintu yang sedikit terbuka. Aroma menyengat terhidu. Memindai ruangan yang seluruhnya dicat dengan warna hitam. Di tengah-tengah ruangan terdapat meja bulat kayu jati berukir. Di sudut ruangan meja kecil terdapat napan tempat diletakkan keris berlekuk sembilan beralaskan kain putih. Pun dua buah mangkuk kecil perak yang mengeluarkan asap. Mataku terbelalak mendapati seorang yang keluar dari kamar bertirai hitam. Perempuan itu berpakaian hitam serta ikat kepala yang juga berwarna senada.

Bruk!

Aku merasakan pukulan yang begitu kuat dari benda tumpul dan keras pada tengkukku. Tubuhku terasa ringan terhuyung ke depan. Tidak merasakan sakit ketika dada membentur tanah. Kakiku terangkat, lalu merasakan tubuhku diseret seseorang. Siapa dia? Pandanganku semakin buram, hingga semua menjadi gelap.

Aku membuka mata dengan tarikan napas sesak. Merasakan sakit yang menjalariku. Leherku menoleh kiri-kanan. Ruangan ini? Aku telah berada di ruangan yang kuintip tadi. Aku terbaring telentang, kedua tanganku diikat tali sangat kuat. Banyak lilin mengelilingi tubuhku. Sementara lampu listrik di atasku tak dinyalakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun