"Hey, Mas Darwin. Ngagetin aja kamu mas. Gimana kabar keluargamu mas?" kata Guntur bersalaman dan berpelukan dengan Darwin saudaranya.
      "Ya...ya. Kelurgaku baik-baik saja. Itu vino, tur?" tanya Darwin dengan menunjuk kearah Vino yang masih melihat-lihat mainan.
      "Iya mas". Â
      "Vino sini! Ini Paman Darwin, beri salam!" panggil Guntur.
      "Wahh... sudah besar ya kamu?" kata Darwin sambil membalas salam Vino.
      Setelah cukup lama berbincang-bincang. Kemudian Darwin mengantarkan Guntur dan Vino kerumahnya. Sesampainya disana, Istri Darwin yang bernama Atun menyambut kedatangan mereka. Tetapi sepertinya kedatangannya tidak diharapkan. Rumah Darwin dan Atun tidak terlalu besar dan mewah. Sehingga Guntur dan Vino selama menumpang disitu tidur di ruang tamu.
      "Kamu mau kerja apa disini?" kata Darwin membuka percakapan.
      "Entahlah mas, aku ikut sampean saja".
***
Matahari telah menyembunyikan wajahnya. Kini hadirlah sang pencerah malam yang selalu ditemani oleh dayang-dayangnya yang cantik dan bersinar yang menyebar diseluruh jagat raya ini.Â
Malam itu terjadi perdebatan antara Atun dan Darwin. Makan malam yang dimiliki Atun tidak cukup jika dimakan bersama Guntur dan Vino. Darwin menyarankan Atun untuk menghutang dulu di toko depan, besok akan dibayar Darwin.Â