"Oh ...! Jadi Om ini yang beliin  Bunda motor. Keren Om kami suka."
Aku masih diam terpaku dan bingung, malah putri-putriku yang heboh.
"Om. Ayo masuk."
Raja digiring masuk oleh ketiga putriku. Kami duduk di ruang keluarga, kebetulan di rumah sedang ada kakak. Raja berkisah tentang masa muda saat KKN dan tentu saja tentang kisah cinta kami. Kisah ia tutup dengan mengutarakan niatnya untuk melamarku.
"Rani. Allah mempertemukan kita kembali. Â Artinya kita berjodoh dunia akhirat. Terima ya aku melamarmu?"
Sebuah kotak beludru berwarna merah berisi cincin ia berikan padaku.
"Kita ini sudah tua, Raja. Jangan aneh-aneh deh. Malu sama anak-anak."
"Enggak ah. Bunda dan Om Raja masih muda kok. Buktinya tuh, Om Raja masih Ganteng loh. Bunda juga."
"He'em" Ketiga putriku menimpali.
Raja memainkan alisnya. Isyarat menanti jawaban pasti dariku.
"Hemh ..., aku ikut keputusan anak-anak dan waliku. Jika mereka setuju, aku terima lamaranmu" ucapku malas, alias pura-pura malas. Eeh!
"Aku setuju." ucap kakaku tegas.
"Yeyeyeye .... Punya ayah baru." Ketiga anakku malah bergembira. Tapi sungguh  aku juga masih cinta sama Raja sih. Eeh!
***
Akhirnya kami pun menikah. Ya Allah. Aku serasa bermimpi. Cinta pertama saat KKN dulu kini jadi suamiku di usia kami yang tak lagi muda. Takdir -Mu penuh rahasia. Semoga kami menjadi keluarga sakinah sampai tua. Aamiiin.
Tamat.