"Dadaaah Ibuuu... Assalamualaikum!"
Aku tertegun manakala terdengar suara lembut di balik teralis pagar yang memisahkan basement parkiran flying car dan flying bike dengan halaman apartemen tempat tinggalku. Sepertinya penghuni baru, batinku. Mataku penasaran mencari-cari sumber suara lembut itu. Tak nampak siapapun, hanya aku yang mematung sedari tadi.
Setelah dirasa pemilik suara lembut tadi tak bisa aku temukan, bergegas aku menyeret langkahku ke arah pintu lift menuju kamar apartemen.
"Goldy, lu ada di apartemen kan? Dalam waktu 5 menit, gue sampe ke situ ya!" suara Daru tiba-tiba terdengar melalui speaker kecil yang terhubung dengan earbud di kedua gendang telingaku.
Klikkk!Â
Dengan kasar aku mematikan tombol smartwatch yang melingkar di pergelangan tanganku, lalu beranjak menuju sofa di pinggir jendela.
Shutt!Â
Aku menekan tombol "on" di sisi smartwacth-ku, dan kembali layar hologram muncul di hadapanku.
"Heeeeyyy...lu punya tetangga baru yang cantik kok ga bilang-bilang siih!" seru Daru yang tak berselang lama sudah menerobos masuk melalui pintu otomatis apartemenku.
"Mau minum apa lu?" aku balik bertanya, tanpa mengalihkan pandangku dari layar hologram.
"Ga usah, nanti gue bisa ambil sendiri!" Daru bersungut saat melihatku yang tak acuh.