Mohon tunggu...
Maureen Assyifa Agnimaya
Maureen Assyifa Agnimaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya seorang pelajar di salah satu SMA negeri di Bandung. Sebenarnya cita-cita saya adalah menjadi seorang fashion designer karena saya suka sekali menggambar. Saya juga suka menulis cerpen, dan beberapa kali pernah menjadi juara menulis cerpen di berbagai lomba. Di media ini, saya akan menitipkan cerpen-cerpen yang pernah saya ikut sertakan dalam lomba menulis. Semoga menjadi inspirasi buat siapapun yang mencari referensi menulis cerita yang sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku, Malala!

7 Mei 2023   15:07 Diperbarui: 10 Mei 2023   14:09 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun rupanya keberanianku menyuarakan pendapat di muka publik, mendapat respon yang kurang baik dari berbagai pihak.

******

Di ujung tempat tidur, samar-samar aku melihat ibu yang tengah tertelungkup memeluk kedua kakiku yang terbungkus selimut. Dengan susah payah, aku berusaha menggerakan jari-jariku. Lilitan selang infus dan ventilator yang menutupi wajah, terasa mengganggu gerakanku.

Nitt...nitttt...nittt... 

Suara monitor ICU yang berada di samping tempat tidur, terdengar sayup-sayup.

Entah sudah berapa lama aku berada di sini. Semuanya terasa asing. Pendingin ruangan yang menempel di atas pintu, terasa semilir menyentuh permukaan kulit. 

Mataku terasa perih saat aku mengerjap. Selarik cahaya yang muncul di sela-sela ventilasi, sebagian mengaburkan pandanganku. Kepalaku terasa berat dan perih.

"Ughh!"

Tanpa sadar aku mengerang. Ibu yang sedari tadi masih terlelap, segera terbangun lalu beringsut mendekatiku.

"Alhamdulillah, kamu sudah sadar, Nak?" tanya ibu pelan. Suaranya terdengar bergetar. Aku hanya mampu merespon dengan gerakan pada ruas jari tangan. Kembali rasa perih menjalar di batok kepalaku.

Sekitar 6 bulan lamanya, aku menghabiskan hari-hariku di sebuah rumah sakit di kota Birmingham, Inggris. Sejak kejadian penembakan yang menimpaku pagi itu, atas bantuan dari pemerintah, ayah dan ibu segera mengirimkanku ke sebuah rumah sakit di Birmingham, Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun