Ibu adalah penyokong utama dalam semua kegiatan ayah. Dengan tulus, ibu terus membersamai ayah dalam mewujudkan semua mimpi-mimpinya.
***
Suatu hari, saat aku melintas di sebuah tempat pembuangan sampah, aku bertemu dengan dua orang anak perempuan. Pakaiannya lusuh, dengan rambut yang kusut dan sangat kotor. Tangan mereka sibuk memilah-milah beberapa botol dan kaleng bekas di tumpukan sampah. Botol dan kaleng-kaleng itu mereka kumpulkan dalam sebuah karung besar.
"Halo, sedang apa kalian?" sapaku kepada kedua orang anak itu. Mereka serentak menengadah dan menatapku penuh curiga.
"Heii...jangan takut!" aku berseru pelan, saat melihat kedua anak itu berdiri lalu berbalik hendak berlari menjauh. Dengan ragu, kedua anak itu menoleh ke arahku. Aku tersenyum dan perlahan mendekati mereka.
"Aku Malala!" aku mengulurkan tangan ke salah satu dari mereka. Kedua anak itu saling tatap lalu saling berbisik.
"Kalian tinggal di mana?" tanyaku kemudian.
"Zaryab!" salah seorang dari mereka menjawab pelan.
"Kenapa kalian tidak sekolah?"
Kedua anak itu menggeleng dan tiba-tiba mereka berlari menjauhiku.
Kejadian seperti itu, tak hanya sekali aku temui. Pernah suatu waktu, aku bertemu dengan seorang ibu dan anak perempuannya yang umurnya sebaya dengan adikku.Â