Mohon tunggu...
Mas Gunggung
Mas Gunggung Mohon Tunggu... Penulis -

Selamat menikmati cerita silat "Tembang Tanpa Syair". Semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tembang Tanpa Syair - Jagad Tangguh - Bagian 17

23 Agustus 2016   13:36 Diperbarui: 23 Agustus 2016   13:38 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Tidak, aku tidak boleh menyerah...", lagi-lagi aku menyemangati diri sendiri.

Entah antara sadar dan tidak, aku melihat ada setitik sinar diantara rerimbunan dedauan didepanku. Sesekali menyeruak masuk, namun lebih sering kembali tertutup dedaunan. Lalu terdengar suara sayup seperti orang berteriak. Lalu hilang. Aku berjalan terus. Entah sudah berapa jauh, aku tak peduli. Kesadaranku mulai meredup. Beberapa kali aku mencubit pipiku agar kembali tersadar. Tubuhku mulai berontak dan tidak menurut.

Pada suatu sibakan dedaunan dan ranting yang terakhir, aku menyerah. Nampaknya ini adalah batas kemampuanku. Tingkat lelahku sudah sangat tinggi. Bahkan meski mataku terbuka, namun aku sudah tidak bisa melihat apa-apa. Gelap total. Hitam pekat. Batas kesadaranku sudah menipis. Pada sisa-sisa kesadaranku, aku merasakan ada kesiuran angin didepanku. Suara teriakan laki-laki mulai lebih jelas. Lantang sekali. Namun itupun bahkan tidak mampu menaikkan semangatku.

Ini sudah puncak daya tahan tubuhku. Akupun mulai hilang kesadaran total. Pingsan.

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun