Aku langsung mengambil gerak pembuka jurus pertama.
BHLAAR!
Telapak tanganku berbenturan dengan telapak tangan Danang. Kami berdua terdorong sejauh setengah meter ke belakang.
Dan kami berdua saling tersenyum.
"Bersiaplah... aku akan mengerahkan Sosro Birowo tahap akhir!", ucapku dengan lantang.
Aku tidak lagi menaikkan tingkatan Sosro Birowo satu persatu karena aku sudah tahu kemampuan Danang. Maka langsung kukerahkan Sosro Birowo tahap akhir.
Aku segera menggeser posisi kakiku yakni dengan mengangkat satu kaki yang ditekuk ke depan, tangan kiriku kusilangkan di atas dada, sedangkan tangan kanan kuangkat tinggi-tinggi. Kulihat Danang melakukan hal yang sama. Kami kemudian saling menyerang dengan rasa senang gembira suka cita. Bukan untuk kehebatan atau kesaktian namun karena kami menemukan kebahagiaan lain yang sulit dilukiskan.
Sosro Birowo, bisa menyatukan perbedaan manakala dipelajari dengan pemahaman yang baik.
Â
***
Â