Sisi telapak tangan kananku berbenturan dengan sisi telapak tangan kanan pemuda itu.
DHESSS!
Lalu langsung kuubah gerakannya dengan menarik tangan kanan kesamping pinggang kiri dan menebaskan ke arah kanan dengan lintasan horizontal.
DHESSS!
Setelah benturan kedua ini langsung kutarik tangan kananku kedepan dada kemudian mendorongkan sisi telapak tanganku kearah depan dengan sepenuh tenaga.
DHESSSS!
Terjadi benturan kuat antara kedua sisi telapak tangan di udara. Aku segera melompat ke belakang sejauh dua langkah. Pemuda itu melakukan hal yang sama.
Tangan kananku menjadi lebih nyeri dari biasanya. Aku sudah kalah tenaga. Sementara pemuda itu nampak masih biasa-biasa saja. Namun nampaknya ia menyadari benar keterkejutanku ini.
"Apakah kau ingin tahu kenapa kau bisa kukalahkan dengan Sosro Birowo yang sama?", ucap pemuda itu dengan santainya. Ia kemudian duduk bersila di tanah.
Tanpa perjanjian sebelumnya, akupun langsung duduk bersila. Pandangan kami saling bertemu. Aku mulai tumbuh rasa segan pada diri pemuda ini.
"Pada Bab Tenaga, kau melupakan satu hal penting...", jawab pemuda itu.