BHLAAR!
Kedua telapak tangan kanan kami kembali berbenturan. Secepat benturan itu terjadi, kususul dengan melepaskan tenaga kedua berupa tenaga sebesar tujuh bagian.
BHLAAAAR!
Benturan kedua nampak lebih keras dari yang pertama. Tubuhku terpental mundur sejauh satu setengah meter. Lebih jauh dari yang pertama. Lengan kananku berasa sedikit kebas dan bergetar.
"Tidak mungkin pemuda itu memiliki tenaga Sosro Birowo lebih besar dari milikku...", gumamku dalam hati.
Kenyataannya pemuda itu masih terlihat tenang. Dan ia nampak biasa-biasa saja. Aku melihat ia kembali menarik tangannya dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
Keyakinanku mulai turun. Apakah aku bisa mengalahkan pemuda ini?
"Apakah Bab Jurus sudah kau kuasai? Kalau sudah, mari kita lanjutkan pada jurus ketiga...", ucap pemuda itu datar.
Jurus ketiga dari Bab Jurus pada keilmuan Sosro Birowo berisi gerakan yang mulai menggunakan sisi telapak tangan sebagai serangan. Pemusatan tenaga dan hasil kerusakannya lebih besar dibandingkan jurus pertama dan kedua. Jurus ini menggunakan gerakan seperti "menebang" pohon dengan ayunan sisi telapak tangan secara horizontal dari kanan ke kiri dan dari kiri ke kanan.
Aku tidak menjawab pertanyaannya. Aku langsung masuk pada gerak pembuka jurus ketiga. Kedua kakiku ditarik sejajar selebar bahu dengan lutut sedikit ditekuk. Sementara kedua tangan ditarik samping pinggang dengan telapak tangan menghadap keatas, setelah itu tangan kananku kudorongkan ke depan dengan memutar pergelangan hingga telapak tangannya menghadap kebawah. Aku melihat pemuda itu melakukan gerakan yang sama.
Tanpa dikomando, kami semua langsung melompat ke depan sambil mengayunkan tangan kanan secara bersamaan.