Mohon tunggu...
Mas Gunggung
Mas Gunggung Mohon Tunggu... Penulis -

Selamat menikmati cerita silat "Tembang Tanpa Syair". Semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tembang Tanpa Syair - Jagad Tangguh - Bagian 12

21 Juli 2016   14:32 Diperbarui: 21 Juli 2016   14:37 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa yang kau lakukan!", hardik Bawono dengan keras dan nada mengejek. Nampaknya ia memperhatikan sekilas perubahan ekspresi wajah ayah.

Ayah tidak menjawabnya melainkan hanya tersenyum. Senyum yang penuh rasa percaya diri. Aku melihat ayah memejamkan mata sebentar sambil menarik napas perlahan dan panjang. Lalu membuka matanya sambil memandangi Bawono. Tiba-tiba Bawono melangkah mundur satu langkah. Nampaknya ia sangat terkejut. Aku sendiri tidak tahu apa yang ia lihat pada diri ayah. Nampaknya ayah akan mengerahkan satu jenis pukulan tertentu.

Ayah merapatkan tangan diatas kepala tinggi-tinggi, lalu perlahan menurunkan ke samping pinggang kanan sambil menggesekkan telapak tangannya. Kemudian digerakkan kesamping pinggang kirinya. Ayah melakukan gerakan seperti itu sebanyak tujuh kali. Aku merinding. Ayah akan merapal Sapto Dahono tingkat tujuh dengan tujuh bagian tenaga. Tingkat tujuh Sapto Dahono sudah siap ayah lepaskan.

"Majulah... aku akan menumbangkan Sapto Dahono milikmu...", ucap ayah dengan penuh percaya diri.

Wajah Bawono nampak sangat serius.

"Tidak mungkin! Belum ada yang bisa mengalahkan Sapto Dahono milikku...! Kau jangan membual!", jawab Bawono dengan percaya diri. Ia kemudian melakukan gerakan yang sama dengan gerakan ayah. Nampaknya dua jenis pukulan pamungkas yang sama akan saling berbenturan hebat. Sekejap kemudian Bawono melontarkan Sapto Dahono kearah ayahku.

"Sapto Dahono... heaaaaaah!", teriak Bawono dengan lantang.

"Sapto Dahono... hiyaaaah!", teriak ayah dengan tidak kalah lantang.

Kedua telapak tangan mereka saling beradu dengan keras.

PLAK!!! DHUAAR!!!

"Aaaaaaakh...!", teriak Bawono dengan sangat keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun