Banyak orang yang melancarkan wacananya dengan penuh semangat. Namun, tidak sedikit juga yang lupa bahkan tidak punya niat sama sekali untuk menelisik atau menilai terhadap sesuatu yang telah dikerjakan tersebut. Seolah-olah semua yang telah diamalkan itu sudah bagus. Padahal, betapapun planing telah dijalankan, yang menurutnya sudah baik, tapi yakinlah bahwa di balik keberhasilan pasti ada kegagalannya.Â
Rasanya perlu kita renungkan bahwa setiap insan itu adalah pemimpin yang harus bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya, termasuk kepada diri sendiri. Untuk itu, mesti adanya evaluasi. Tujuannya adalah capaian keberhasilan secara prima. Dalam hal ini ada beberapa manfaat atau kepentingan yang bisa dicapai.Â
Pertama, akan memahami mana yang telah berhasil dan mana pula yang belum. Untuk agenda yang sudah berhasil akan selalu diawasi dan dipertahankan sekaligus ditingkatkan ke arah yang lebih menguntungkan lagi. Sedangkan untuk agenda yang belum berhasil harus segera diperbaiki.
 Hal ini bisa jadi dari segi strategi, implementasi, pelayanan, penampilan, pengelolaan, sikap dan gaya dan sebagainya. Itu semua dapat dijabarkan dengan adanya standar oprasionalnya.Â
Apabila semua itu telah didapatkan maka upaya perbaikan akan mudah dilakukan. Mengapa begitu? Hal tersebut jelas karena setiap rencana telah mempunyai garis haluannya. Manakala produk dari recana itu meleset dari garis haluan, menandakan rencana tersebut telah gagal atau kurang maksimal. Kita akan dapat memahami dari celah mana yang mesti ditangani dengan bijak, sehingga perubahan segera diusahakan.Â
Kedua, mengetahui keberadaan persona. Ini merupakan faktor utama yang perlu dievaluasi. Bagi tenaga pendidik wajib memahami keberhasilan pembelajaran dan pendidikan yang telah dijalankan selama satu atau dua semester. Pantauannya harus dua sisi, yaitu dirinya dan peserta didik.Â
Jika kelemahan terdapat pada dirinya, strategi apa yang musti dibangun untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Begitu jua kelemahan dari pihak peserta didik, pendidik akan dapat mencari serta mereproduksi langkah-langkah positif guna mencapai tujuan yang diharapkan.Â
Dapat kita gambarkan di sini bahwa keberadaan anak didiknya itu sangatlah beragam. Hal itu baik dari segi asal usul, perhatian, kemauan, tingkat pemahaman, termasuk ekonomi orang tuanya dan lain sebagainya pasti berbeda. Dengan adanya pemahaman yang tangguh terhadap peserta didik, pelaku pendidikan ini akan dapat mensiasati berbagai kebutuhan mereka dengan baik.Â
Sementara itu, bagi pimpinan organisasi mana pun harus mengetahui dan meresapi betul akan kinerja bawahannya. Berhasil tidaknya team work di dalam menjalankan roda organisasinya itu perlu diselidiki sekaligus direvisi secara oraganisatoris.
 Maaf, tidak bermaksud menggurui tatapi sekadar mengingati. Nah..., bila team worknya berhasil membawa organisasi yang dipimpinnya itu ke ranah prestasi yang gemilang, tidaklah rugi jika diberi penghargaan yang sepantasnya.Â
Mengapa? Ini dikarenakan keberhadilan bawahan adalah keberhasilan pimpinan jua. Sekali lagi maaf, surprise ini yang sulit atau jarang dilakukan. Padahal, sikap ini adalah bagian penting dari sebuah manajemen untuk memicu semangat kerja bawahan sehingga dapat menggapai hasil yang maksimal ke depan.Â