Oleh : Marzuki Umar, M. Pd.Â
Suatu sore, tepatnya Kamis 28 Desember 2023, penulis pergi menikmati panorama laut bersama dua orang cucu, Syifwa dan Saira. Guna menghilangkan kepenatan dan mendatangkan kepuasan bagi kedua kesayangan itu, penulis mencoba mengalokasikan pencinta laut itu ke Pantai Laut Jangka-Peusangan.Â
Sambil duduk dan menikmati indahnya laut, hati penulis mengundang tanya. "Ini kan akhir tahun, apa ya yang cocok untuk ditulis? Manakah yang lebih bermakna antara 'Harapan dan Penilaian' akhir tahun seperti ini? " Kedua pertanyaan ini tak langsung terjawab.Â
Pikiran terus menerawang. Tak lama kemudian, jawaban terus terwujud. Suatu bisikan menjelma. Keduanya perlu direalisasikan, tinggal waktulah yang menentukan. Sekalipun saat itu tak langsung dibangkitkan saat itu.Â
Lambat tapi pasti. Setelah menunaikan ibadah magrib dan isya, penulis mengingat kembali dua masalah yang muncul saat di pantai. Ketika itu, memastikan penuntasan salah satu daripadanya, sementara satu lagu untuk esok. Akhirnya, terukirlah sebuah puisi yang berjudul "Anugerah Laut", yang saat ini telah tertoreh di laman Kompasiana.com.
Telat tapi pasti. Guna menghasilkan informasi yang berfaedah, selain puisi itu, masalah evaluasi kinerja sangat penting diutarakan. Mengapa demikian? Sebagaimana dimaklumi bahwa evaluasi termasuk salah satu program yang mesti dilaksanakan oleh siapa pun. Tanpa dibarengi dengan evaluasi, maka eksistensi kinerja terkesan jalan di tempat. Baik yang bersifat pribadi maupun bersama.Â
Berbagai profesi di dunia ini tentu diawali dengan perancangan program, baik program pengadaan dan pelaksanaan maupun program penilaian. Dengan adanya program yang jelas, akan memudahkan pula pengelolaannya. Sebaliknya, jika programnya buram, otomatis mengaktualisasikannya juga akan sulit. Bahkan, hasilnya tidak maksimal.Â
Tentu, semua pihak berharap agar setiap program berhasil dengan baik, baik program pribadi maupun program organisasi atau kelompok. Program demi program tersebut tidak hanya dijalankan secara sekejap mata saja tetapi juga harus dilalui berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun lamanya. Dalam perjalanan yang begitu lama, tentu ada yang berhasil dan tidak sedikit program yang gagal.Â
Setelah program pengadaan dan program pelaksanaan telah dikonkretkan, evaluasi kinerja perlu dijalankan dengan tepat. Untuk itu, mesti diarahkan kepada kedua program dimaksud. Bila tidak, kita tidak memahami sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dan program mana saja yang masih terpuruk.
Jika kita cermati dengan baik, jangka waktu program pribadi di luar dinas umumnya tak menentu. Sedangkan untuk organisasi atau dinas, jangka waktu pelaksanaannya satu tahun. Bedanya adalah antara lembaga pendidikan dengan dinas lainnya. Untuk pendidikan, pelaksanaan evaluasinya dilakukan dua kali (dua semester) dalam setahun. Yang jelas, kesemuanya itu seharusnya tidak terlepas dari evaluasi kinerja.Â
Bagaimanapun kondisi program-program yang telah dijalankan selama setahun atau satu semester tidak boleh dianggap enteng. Semua kinerjanya perlu dievaluasi. Lantas..., siapa yang seharusnya melakukan evaluasi kinerja? Seberapa pentingkah evaluasi kinerja itu perlu dilaksanakan, baik bagi pribadi maupun bagi organisasi?