Mohon tunggu...
marzani anwar
marzani anwar Mohon Tunggu... -

Peneliti Utama at Balai Litbang Agama Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penjemputan Eks Gafatar di Batam

23 Maret 2017   12:07 Diperbarui: 23 Maret 2017   12:16 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari pengakuan Muslihin, sang pemuka eks Gafatar Batam, juga menjelaskan masalah pengertian “ad-Diin”, yang dalam al-Qur’an menjadi bagian dari surah al-Fatikhah, pada ayatnya yang berbunyi Maliki yaum ad-Diin yang lazim diterjemahkan “(Tuhan) yang merajai di hari pembalasan”[9]. Namun pengertian ad-Diin menurut mereka, bukan itu terjemahan yang benar. Kata ‘yaum” yang secara bahasa berarti “hari” atau “waktu” itu, terjemahan yang benar menurutnya adalah sistem. Maka terjemahan selengkapnya ayat tersebut adalah (Tuhan) yang menguasai sistem kehidupan. Ada ayat berikutnya juga yang bunyinya Syirataladzi naan’amta a’laihim, yang artinya Jalan orang-rang yang diberi nikmat, siapa yang telah diberi nimat, adalah para Nabi dan Rasul. Maka untuk menjalani sistem itu harus belajar sejarah kehidupan para Nabi dan Rasul.

Ad-Diin itu menurutnya, adalah sama dari zaman Adam hingga Muhammad. Adapun kata “Islam” terjemahan yang benar bukan “Islam” dalam arti nama agama, tapi pensifatan kepasrahan atas segala tindakan manusia. Maka kalau kami hanya hendak berhukum pada hukum azasi yang disebu

t dengan kata Islam, atau apapun sebutannya (Islam), maksudnya bukan Islam dalam arti nama agama, tapi bentuk kepasrahan kepada Tuhan[10].

Pemahaman Moshaddeq yang mendalam mengenai sejarah, Al-Quran, Menurut eks Gafatar lainnya, dipandang sesuai dengan kita-kitab Jawa karangan Joyo Boyo, Taurad, Zabur, Al-Kitab. Kisah-kisah seperti tentang Gulungan Laut Mati dan Kaum Essenes (Hawariyyin) konon sudah diketahui oleh para kader pengikutnya, jauh sebelum kegemparan mengenai "Da Vinci Code". 

Melalui mimpi-mimpi Mushaddeq yang disampaikan kepada para murid-muridnya. Para anggota Gafatar tampak semakin menguatkan pemahaman dia atas pengangkatannya sebagai  rasul terhadap diri Moshaddeq serta menyesuaikan dengan pemahaman mengenai makna kebangkitan Kristus yang dia jelaskan pada pengikutnya. Aliran ini mempercayai bahwa Moshaddeq adalah Masih al'Mau'ud, Mesias[11] Yang Dijanjikan untuk umat penganut ajaranIbrahim / Abraham meliputi Islam (bani Ismail) dan Kristen (bani Ishaq), menggantikan Muhammad. 

Termasuk di dalam kalimat syahadat. Kata yang menyebutkan Nabi Muhammad juga dihapuskan. Aliran ini juga tidak mewajibkan pengikutnya untuk menjalankan shalat lima waktu dengan alasan kewajiban tersebut belum perlu dilaksanakan kecuali menjelang hijrah dan setelahnya. Ada beberapa argumentasi, kenapa kewajiban shalat mereka tinggalkan: Pertama, sesuai dengan petunjuk al-Qur’an sendiri, yang bunyinya Innashalata tanha a’ni al-fakhsya’ wa al-munkar,yang artinya, bahwa “shalat itu mencgah perbuatan keji dan munkar” (Qs al A’nkabut/29:45). Menurut mereka, mencegah perbuatan keji dan munkar itu adalah tujuan shalat. 

Maka yang penting kita mampu mencegah perbuatan tersebut, itulah berarti shalat. Shalat itu, asal katanya adalah “shalaya” yang berarti berhubungan, yaitu berhubungan dengan Allah terus-menerus. Maka bagi kami, shalat itu bukan yang 5 kali dalam sehari-semalam, tapi setiap saat atau 24 jam. Shalat itu membangun komitmen kepada Tuhan sekaligus membangun kepedulian kepada sesama. Shalat seperti ini sudah diajarkan sejak zaman nabi Ibrahim hingga sekarang. 

Tapi hanya sedikit yang paham. Kalaupun shalat dilaksanakan sebagaimana lazim dilaksanakan orang-orang Islam, tapi masih mendapat ancaman dari Tuhan, katanya, seperti disitir juga dalam al-Qur’an: Fawailul lilmushalliin, alladzinahum a’anshalatihim saahun( QS al Ma’un/107 : 4-5), yang artinya: “celakalah orang-orang yang melaksanakan shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya”. Menurut mereka, ayat itu menunjukkan bahwa tidak ada jaminan keselamatan bagi orang yang shalat selama lalai. Pengertian lalai di sini, adalah tidak peduli pada nasib orang lain, bahkan mengerjakan kekejian dan kemungkaran. 

Maka anggota Gafatar berkoimtmen pada perjanjian yang ditandatangani pada saat pendaftaran sebagai anggota, yakni: (1) mengimanai Tuhan Yang Maha Kuasa; (2) tidak akan membunuh sesama manusia; ((3) tidak berzina; (4) tidak berjudi; (5) tidak akan menyakiti hati orang lain, dan (6) tidak merusak alam[12].

Masih dari pengikut Gafatar Batam, mengenai ibadah shalat, katanya, ormas Gafatar tidak membatasi ibadah pada anggotanya. Mereka yang Muslim, yang ingin menjalankan shalat ya silahkan. Demikian juga yang beragama lain, tidak ada pembatasan atau larangan. Namun ungkapan itu dikemukakan, tampaknya hanya sekedar untuk meredam tuduhan “keluar dari Islam” yang akan dikaitkan dengan tudingan sebagai aliran sesat. Padahal dari pernyataan lain, terlihat bahwa mereka telah meninggalkan Islam, dan dalam keseharian, mereka yang semula Muslim dan tergolong taat beribadah, kini terlihat sudah tidak mau lagi melakukan ibadah shalat lima waktu[13].

Pada awal wawancara dengan penulis,, para eks Gafatar menegaskan bahwa Gafatar berdiri terlebih dahulu sebelum Moshaddeq menyampaikan ajarannya. Namun dalam dialog pendalaman mengenai keyakinan dan keberagamaannya, mereka menyampaikan argumentasi sebagaimana pembicaraan di atas, banyak mendasarkan pada “apa kata Moshaddeq”. Latar belakang dan filosofi berdirinya Gafatar di sekitar Millah Ibrahim, juga tidak lepas dari pikiran Moshaddeq, sampai berargumentasi kenapa para Gafatar meninggalkan Islam mainstream. Maka bisa diambil kesimpulan, bahwa pemikiran dan praktek keagamaan para pengikut Gafatar adalah memang pengikut ajaran Moshaddeq, yang lebih dikenal aliran  al-Qiyadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun