Mohon tunggu...
Muhammad  Arsyad
Muhammad Arsyad Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang kapiran dan serabutan

Seorang kapiran dan serabutan. Masih Kuli-ah di IAIN Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mat Belor

20 Maret 2018   16:09 Diperbarui: 20 Maret 2018   16:11 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: krjogja.com

"Kurang ajar! Kalian berhasil membuatku tak berdaya. Jadi ini rencana kalian? Menyuruh pelacur itu  untuk menyetubuhiku  selama tiga hari ini. Kalian rupanya sudah mengetahui kelemahanku..." Mat Belor nampaknya marah besar, tapi dia sudah tak berdaya lagi, bahkan untuk berdiri pun dia tak sanggup.

"Kamu akan segera menemui ajalmu Mat Belor!" Sambil tertawa, Wage mengatakannya dan langsung menusuk perut Mat Belor dengan belati yang sudah ia bawa. Seketika itu pula Mat Belor tewas, dan tak ada lagi lelaki seperti dia di Madukara.

Setelah tewasnya Mat Belor, Karsa dan tiga petarung meninggalkan mayatnya di rumah Arimbi. Sedangkan Arimbi sendiri dibawa pergi oleh keempat orang itu. Sesampaiannya di Karsa, ketiga petarung yang baru saja membunuh Mat Belor terkejut melihat rumah Karsa yang porak-poranda. Karsa sendiri pun ikut terkejut, dan sesegera mungkin dia ingat anaknya dan masuk ke dalam rumah untuk memastikan kondisi anaknya. Karsa dan ketiga petarung itu terkejut melihat Sukmawati tewas dengan kondisi yang mengenaskan tanpa sehelai pakaian pun melekat di tubuhnya.

Dia tidak habis pikir, setelah membunuh Mat Belor, anaknya lah yang harus jadi korban pembunuhan lainnya. Tak ada yang tahu siapa yang melakukan itu pada Sukmawati, dia nampak seperti gadis baru diperkosa dan setelah selesai si pemerkosa membunuhnya. Tidak ada tanda dari sang pelaku, kecuali pakaian KNIL yang ditemukan Jembul tergantung di samping lemari pakaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun